Ketahuilah, Lemak Berbahaya Bisa Diwariskan daari Orang Tua
jpnn.com - Dalam sebuah studi baru dari Eropa, para peneliti mampu mengidentifikasi gen baru dalam sel-sel lemak coklat yang bisa membantu dalam pengembangan perawatan anti-obesitas di masa depan. Sementara sel-sel lemak coklat bisa melindungi terhadap obesitas dengan membakar kelebihan kalori, terlalu banyak sel-sel lemak putih bisa memiliki efek sebaliknya, menyebabkan kelebihan berat badan dan risiko kesehatan yang terkait.
Temuan baru mengungkapkan gen induk mana yang mengarah pada pengembangan dari jenis lemak apa. Penelitian berjudul "LincRNA H19 protects from dietary obesity by constraining expression of monoallelic genes in brown fat" ini telah dipublikasikan dalam jurnal Nature Communications pada 7 September lalu.
Dengan memeriksa gen H19, tim peneliti menemukan bahwa gen ini bisa memiliki efek perlindungan unik terhadap penambahan berat badan berlebih. Gen ini termasuk gen monoelektik yaitu satu persen gen yang diwarisi secara eksklusif dari ibu atau ayah kita.
Menurut para peneliti, gen bisa memainkan peran penting dalam timbulnya penyakit terkait dengan obesitas seperti penyakit kardiovaskular, aterosklerosis, manifestasi hati penyakit metabolik dan diabetes tipe 2. Gen yang diwariskan oleh ayah terkait dengan lemak jaringan putih yang merupakan jenis yang dibuat oleh tubuh kita untuk menyimpan energi ketika kita mengonsumsi terlalu banyak kalori.
Lemak jenis berbahaya ini ditemukan di bagian tubuh seperti perut dan paha yang berpotensi menyebabkan penyakit metabolik. Di sisi lain, gen yang diwarisi dari ibu tampaknya mengarah pada perkembangan lemak jaringan coklat, yang berfungsi untuk mengubah makanan yang kita konsumsi menjadi panas tubuh.
Temuan ini membantu potensi untuk mengembangkan intervensi dan strategi melawan obesitas yang diinduksi diet. Dalam percobaan dari penelitian sebelumnya, misalnya, peningkatan massa lemak coklat pada tikus ditemukan untuk meningkatkan tingkat di mana mereka membakar energi dan mengurangi lemak di tubuh mereka.
Tim peneliti di belakang studi baru mengatakan mereka "senang" dengan hasil penelitian ini. "Dengan menggunakan model tikus, kami telah mengidentifikasi bahwa gen H19 melakukan bentuk kontrol gen dalam sel-sel lemak coklat," kata Profesor Jan -Wilhelm Kornfeld dari Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler di University of Southern Denmark, seperti dilansir laman MSN, Rabu (28/11).
"Kami telah mampu menunjukkan bahwa ekspresi berlebihan gen H19 pada tikus melindungi terhadap obesitas dan resistensi insulin. Selain itu, kami telah mampu mendeteksi pola yang sama dari kontrol gen pada orang gemuk," kata Kornfeld.