Ketika Ardina Rasti Berbagi Pengalaman dengan Anak Korban Perceraian
Rasti mengakui korban percerian di Indonesia memang cukup banyak.
”Kalau lingkungan sehat nggak ada masalah, tetapi kalau tidak kan kita butuh rumah seperti ini. Saya pun berharap rumah Amalia tak hanya ada disini, tetapi diseluruh indonesia,” jelasnya.
”Bukan salah mereka, tapi mereka adalah anak-anak korban perceraian yang cenderung kedepanya negatif, narkoba, dan itu yang harus kita cegah sejak dini,”sambung Rasti
Muhammad Agus Syafii pendiri rumah Amalia menambahkan, ada beberapa metode yang digunakan sebagai pendampingan dan pemulihan anak korban perceraian. Diantaranya berbicara, mengambar dan bermain teater.
”Pertama kita usahakan anak-anak bisa curhat, biasanya anak-anak SMP. Kalau tidak bisa curhat kita minta menulis tentang rumah, keluarga dan kegiatan sehari-hari, dan mengambar bagi anak-anak TK dari kegiatan tersebut kita akan tahu apa yang mereka butuhkan. Selanjutnya kita ajak mereka berkreasi dengan terlibat dalam panggung teater,” tegasnya. (ash)