Ketika Hatta Rajasa Bangkitkan Spirit Siswa-Siswa SMA
Berani Tampil Pede dan Berpikir Positif------------------------------------------------------------------------
jpnn.com - MENKO Perekonomian itu membakar semangat anak-anak SMA yang dihelat selama dua hari, 22-23 Juli kemarin, dengan 800 siswa dari 17 provinsi di Indonesia. Pelajar tidak boleh melempem, menghadapi problem masa depan yang lebih kompleks, dan lebih pelik. Tidak ada yang perlu ditakuti, karena problematika itu adalah keniscayaan. Cepat atau lambat akan juga bertemu. “Yang penting, bangkitkan spirit percaya diri dan berpikir positif akan perjalanan bangsa ini. Kita harus mampu bersaing, saya percaya kalian mampu. Jadilah manusia yang unggul, tidak minder, percaya diri tetapi tidak tinggi hati, responsif, dan mau membantu.
Karena orang yang suka membagi akan mendapatkan keuntungan dalam arti yang luas,” tutur Hatta dalam di Gedung Pandan Wangi, Cibubur. Program yang melibatkan anak-anak usia remaja itu adalah bagian dari salah satu program kerja Hatta di Kementerian Koordinator Perekonomian, bekerja sama dengan Badan Pekerja Pusat Persatuan Alumni OSIS se-Indonesia. Sambutan 30 menit itu cukup menyedot perhatian peserta seminar dan panitia. Kali ini Hatta tidak berbicara soal perekonomian negeri ini yang menjadi wilayah koordinasinya. Dia lebih banyak membangkitkan spirit kemandirian dan rasa percaya diri sebagai bangsa, soal kepemimpinan, dan jiwa entrepreneurship kepada generasi muda.
Menurutnya, kewirausahaan adalah gate menuju Indonesia lebih maju dan mandiri. “Bangsa ini bangsa yang besar, memiliki peradaban sejarah yang panjang. Kita harus jadi generasi yang percaya diri dan mencintai negeri sendiri,” seru Hatta disambut tepuk tangan meriah dari para peserta. Hatta yang juga pernah menempati jabatan sebagai Menristek, Menhub dan Mensesneg ini menyebutkan, bahwa kemandirian adalah ciri seorang pemimpin. Karena dengan kemandirian maka seseorang tidak bergantung kepada siapapun. “Kemandirian bukan hanya sekadar menciptakan produk sendiri, tapi seberapa jauh kita bisa bersaing? Dalam keadaan apapun? Di manapun?,” kata pria yang terinspirasi oleh karyakarya musik klasik Beethoven itu. Sementara seorang pemimpin, kata dia, adalah orang yang selalu menggerakkan atau menciptakan momentum dan memberikan peluang bagi orang lain. “Jadilah manusia unggul. Pupuk idealisme, jangan pernah kehilangan idealisme, karena idealisme adalah nyawa untuk mencapai tujuan.
Orang yang kehilangan idealisme bisa terjerembab dalam pragmatisme. Tanpa idealisme, pragmatisme bisa jadi oportunisme, jauhkan itu,” pinta ketua Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) itu. Dia juga berharap generasi muda bisa mempersiapkan diri untuk selalu tampil ke depan, memupuk rasa setia kawanan. Setia kawan adalah energi yang maha dahsyat. “Tidak ada orang yang berhasil tanpa memperhatikan kesetiakawanan. Semakin banyak manfaat, semakin tinggi derajat kita,” imbuh Hatta yang juga Ketua Umum DPP PAN ini. Menurut Hatta, agenda ini tidak sekadar pelatihan semata, tetapi syarat dengan nilai-nilai pembentukan karakter anak muda. “Sebuah bangsa tidak memiliki masa depan kalau generasinya tidak memiliki masa depan,” tambah bapak empat anak itu. Pria yang lahir di Palembang, Sumsel, ini sangat concern dengan kemandirian anak-anak muda. Dia berpendapat, semangat berwirausaha itu harus sudah ditularkan sejak usia dini. Tidak boleh terlambat. Mereka harus sudah memiliki bekal menjadi seorang wirausaha. (dms)