Ketika Ketua MPR Menghibur Santri Korban Konflik Aceh
“Saya tujuh bersaudara. Ketika masuk madrasah ibtidaiyah sudah ditinggal ibu. Kalau kita berjuang dan bekerja keras pasti berhasil. Kuncinya adalah bersungguh-sungguh," tuturnya.
Dia pun meminta santri korban konflik untuk tidak minder dan berani bersaing.
"Ini era keterbukaan. Siapa pun bisa jadi apa pun. Apalagi, santri punya bekal ilmu agama dan ilmu umum," kata Zulkifli
Sementara itu, pimpinan ponpes Bulqaini Tanjungan mengatakan, pesantren ini didirikannya pada 2001 untuk anak-anak korban konflik di Aceh
"Saya dirikan pesantren untuk anak-anak korban konflik Aceh ini agar tidak ada lagi rasa dendam dan jangan ada lagi konflik. Sebab, kalau anak-anak ini tidak diayomi, saya khawatir," jelas Bulqaini. (jpnn)