Ketika Para PSK Bertanya, Salatnya Diterima Allah atau Tidak? Ustaz Zuhairi Menjawab...
Keyakinan lain yang dipegang Zuhairi adalah potensi bertobat atau pintu hidayah bisa saja menghampiri pelaku maksiat. Untuk itu dia berharap masyarakat tidak serta merta menvonis para PSK adalah calon penghuni neraka. Karena menurutnya bisa saja suatu saat PSK-PSK tersebut sadar. "Siapa tahu mereka bertobat," katanya.
Diakui Zuhairi, jika masjid tempat dia mengabdi tersebut setiap hari selalu sepi, hanya waktu malam yang ramai karena anak-anak warga dan juga anak-anak mucikari kerap belajar ngaji.
"Apalagi masjid di sini yang di tengah warga-warga biasa saja sepi," kata pria yang juga pernah jadi imam di Kalimantan ini. Pengalamannya menjadi imam di Kalimantan dirasa jauh dengan pengalamanya menjadi imam di Batam. "Beda jauh. di Kalimantan di tengah warga biasa," tambahnya.
Saat bulan Ramadan, masjid tersebut ramai dikunjungi termasuk di dalamnya para PSK. "Ramai kalau bulan puasa, lagi tarawih," kata alumni Diploma II Institut Agama Islam Hamzanwadi, Lombok ini.
Soal kepekaan sosial dan kegiatan keagamaan, kata Zuhairi, PSK-PSK Sintai cukup antusias untuk ikut serta dalam bentuk sumbangsih dana. Hal tersebut terbukti setiap kali kegiatan keagamaan dan galang dana untuk anak panti, uang terkumpul hingga belasan juta. "Dulu saja sebelum bulan puasa, saat acara Doa Arwah, uang terkumpul sampai Rp 11 juta," ujarnya.
Zuhairi bercerita, pernah suatu saat ada beberapa PSK yang menanyakan perihal salat PSK diterima atau tidak oleh Allah SWT kepadanya, dia tidak menjawab ya ataupun tidak. Namun dia berujar "Salat saja dulu, urusan terima itu urusan Allah SWT,".
Kini, pria 32 tahun yang juga tergabung dalam Himpunan Imam Masjid dan Musala tersebut tetap ingin bertahan di tempat tersebut, hal tersebut tidak lain karena "DAKWAH". "Ingin bertahan dulu, gak tahu mungkin kapan-kapan pulang kampung," pungkasnya. ***