Ketua DPD RI Doakan Kapal Selam KRI Nanggala yang Hilang segera Ditemukan
Berdasarkan keterangan TNI AL, KRI Nanggala hilang kontak di kedalaman 600 hingga 700 meter diduga karena blackout, sehingga kehilangan kendali yang membuatnya tak bisa timbul ke permukaan lagi.
TNI menerjunkan 5 KRI dan 1 helikopter dalam proses pencarian KRI Nanggala. Selain itu, sejumlah instansi turut membantu melakukan pencarian seperti Basarnas, KNKT, BPPT, hingga Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Australia juga turut memberi bantuan.
"Kami menyampaikan terima kasih atas bantuan dari negara-negara sahabat mencari kapal selam KRI Nanggala. Ini bukti hubungan diplomatik yang kuat antara Indonesia dengan negara-negara tetangga," kata LaNyalla. (*/jpnn)
Pada kesempatan ini, Ketua Dewan Kehormatan Kadin Jawa Timur juga menyoroti soal kelayakan alat utama sistem senjata (alutsista) TNI.
Untuk diketahui, KRI Nanggala merupakan kapal selam yang sudah berusia 40 tahun. KRI Nanggala merupakan kapal produksi pabrikan Howaldtswerke, Kiel, Jerman tahun 1979.
Menurut LaNyalla, insiden ini harus menjadi pemacu agar pemerintah tidak main-main dalam peremajaan alutsista untuk menjaga kedaulatan negara. Ia mendesak Menhan Prabowo Subianto untuk lebih serius melakukan peremajaan alutsista.
"Luas wilayah Indonesia yang sangat besar memerlukan alutsista yang tangguh dan kokoh. Insiden hilangnya kapal selam ini harus jadi peringatan serius. Menhan perlu modernisasi alutsista secara maksimal, tidak bisa ditawar-tawar lagi," tegasnya.
Alumnus Universitas Brawijaya Malang itu juga menyinggung soal pemenuhan kebutuhan kapal selam dalam negeri sebanyak 12 unit berdasarkan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Kebutuhan tersebut harus dipenuhi dalam kurun waktu hingga 2024 mendatang.