Ketua DPD RI Ziarah ke Makam Pahlawan Syekh Yusuf di Sulsel
Syekh Yusuf ikut berjuang melawan penjajahan Belanda di era 1680-an.
Ketika Kesultanan Gowa kalah perang, Syekh Yusuf Al Makassari pindah ke Banten dan kembali berjuang melawan Belanda bersama Sultan Ageng Tirtayasa.
Di Pulau Jawa, Syekh Yusuf juga melakukan syiar Islam. Namun, pada 1682 Syekh Yusuf ditangkap dan diasingkan Belanda ke Srilanka.
Semangat beliau tidak luntur. Di Srilanka Syekh Yusuf tetap aktif menyebarkan agama Islam. Bahkan, banyak yang berguru kepadanya, termasuk ulama-ulama besar negara tetangga.
“Karena masih terus melakukan pergerakan perjuangan untuk kemerdekaan Nusantara, Syekh Yusuf diasingkan lebih jauh ke Afrika Selatan. Di sana, Syekh Yusuf tetap rajin berdakwah dan memiliki banyak pengikut sampai beliau meninggal,” jelas LaNyalla.
Syekh Yusuf dimakamkan di Cape Town, Afrika Selatan. Namun pada 1705, jenazah Syekh Yusuf dibawa ke Gowa dan dimakamkan kembali atas permintaan Sultan Abdul Jalil.
Oleh pemerintah Afrika Selatan, Syekh Yusuf juga dianugerahi sebagai pahlawan nasional. Bekas makamnya pun dinyatakan sebagai situs warisan nasional (circle of Islam atau circle of tombs) yang dianggap sebagai tempat suci para ulama dan beberapa pemimpin spiritual Afrika Selatan yang paling berpengaruh.
Untuk itu, LaNyalla mengajak seluruh masyarakat Indonesia berbangga atas kiprah dari Syekh Yusuf.