Ketua DPR: Serangan-Serangan Itu Dilakukan oleh Kelompok yang Marah Pada Polri
Mako Brimob Kompi 3 Batalyon B Watumas, Purwokerto, Banyumas, diberondong tembakan oleh orang tak dikenal pada Sabtu (25/5) dini hari.
Selain melukai seorang anggota Brimob, rentetan tembakan itu membuat genting pos jaga rontok.
Sehari sebelumnya atau Jumat (24/5) tengah malam, giliran Pos Polisi Pakis, Delanggu, Klaten, dibakar orang tak dikenal.
"Serangan itu sudah barang tentu dilakukan oleh kelompok-kelompok yang marah dan dendam kepada Polri. Selain sel-sel teroris, tidak tertutup kemugkinan adanya kelompok lain yang menunggangi kemarahan para teoris. Kalau aksi damai di Jakarta bisa ditunggangi oleh kelompok perusuh, serangan terhadap prajurit dan objek Polri bisa juga ditunggangi oleh kelompok lain," urai Bamsoet.
Wakil Ketua Umum KADIN itu menambahkan, melengkapi rangkaian serangan itu, dibangun narasi tentang kebrutalan Polri ketika mengendalikan unjuk rasa pada 21-22 Mei 2019 di depan gedung Bawaslu di Jakarta.
Disebarkan hoaks tentang seorang bocah tewas akibat dipukuli oknum Brimob di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Ada orasi di depan massa yang menuduh polisi PKI karena menembaki umat Islam secara ugal-ugalan.
"Narasi-narasi atau hoaks itu praktis bertentangan dengan persepsi masyarakat yang justru memberi apresiasi atas kerja keras dan kesabaran Polri menjaga keamanan dan ketertiban umum akhir-akhir ini," tutur Bamsoet.