Ketua HMI Palu Diduga Meninggal tak Wajar di RS Madani
jpnn.com - PALU – Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Palu terpilih, Sadam Fadly diduga meninggal tidak wajar di RSUD Madani Palu, Sulawesi Tengah, Minggu (21/9). Keluarga pun menyesalkan sikap dari pihak RSUD Madani Palu, yang seolah menutupi penyebab pasti kematian dari Mahasiswa Universitas Tadulako semester akhir itu.
Sadam yang oleh keluarga terpaksa dirawat di RSUD Madani, sejak Sabtu (20/9) karena mengalami depresi tersebut, ditemukan sudah tidak bernyawa pada Minggu malam. Pihak keluarga sendiri mengaku, tidak langsung diberikan informasi jika korban telah meninggal dunia.
“Keluarga awalnya datang mau menjenguk, dan kaget waktu perawat di rumah sakit itu bilang kalau dia sudah meninggal,” kata Ferry, kakak kandung almarhum seperti yang dilansir Radar Sulteng (Grup JPNN.com), Selasa (23/9).
Ferry yang juga redaktur Radar Sulteng, mengaku menyesalkan sikap dari RSUD Madani yang tidak langsung menghubungi dirinya sebagai keluarga yang mengantar korban ke RSUD Madani untuk menjalani perawatan. Pihak keluarga dilaporkan bahwa Sadam meninggal akibat bunuh diri, sementara jasad korban ditemui sudah pada posisi terbaring di tempat tidur.
“Yang sampaikan ke kami hanya perawat kalau dia bunuh diri. Tidak ada dokter jaga yang bisa menjelaskan secara pasti seperti apa dia bunuh diri,” ujarnya.
Pihak rumah sakit sendiri kata Ferry, juga tidak melaporkan kematian sang adik ke pihak kepolisian, jika benar korban meninggal bunuh diri. Makanya, keluarga tidak yakin, kalau Sadam benar-benar melakukan aksi nekat mengakhiri hidupnya, sebagaimana keterangan rumah sakit.
Masih menurut Fery, malam itu, melihat tindakan pihak rumah sakit yang seolah cuek dengan kejadian yang dialami sang adik, maka keluarga korban pun berinisiatif untuk membawa jasad almarhum ke Rumah Sakit Bhayangkara guna dilakukan visum. Visum yang dilakukan setelah keluarga membuat laporan resmi kasus tersebut ke kepolisian, dilakukan hingga pagi kemarin.
“Hasil visum memang tidak ada tanda-tanda kekerasan. Tapi yang jadi pertanyaan kami kenapa bisa terjadi hal ini di rumah sakit, itu berarti pihak rumah sakit kami nilai telah lalai merawat pasiennya,” sebut Ferry.
Menurut Fery, keyakinan keluarga bahwa sang adik meninggal bukan karena bunuh diri, didukung beberapa indikasi. Kata Fery, dari hidung sang adik mengeluarkan busa. Saat sudah berada di kamar jenazah, jasad Sadam juga langsung memuntahkan darah.