Ketua MPR: Demokrasi Kita Menang-menangan
jpnn.com - JAKARTA - Ketua MPR Zulkifli Hasan bercerita tentang suasana Sidang BUPKI. Saat itu terjadi perdebatan tentang bentuk negara antara kaum sekuler dan kelompok Islam. Perdebatan yang terjadi sangat panjang.
Dalam sidang BPUPKI khususnya pada tanggal 1 Juni 1945, Bung Karno melakukan pidato tentang gagasannya. Gagasan itu disebut Pancasila. Pancasila berproses dari 1 Juni 1945, 22 Juni 1945, dan 18 Agustus 1945. "Pancasila 18 Agustus 1945 itulah Pancasila yang seperti sekarang," ujarnya di hadapan ratusan mahasiswa Universitas Islam Assafiyah, Jakarta Timur, Sabtu (5/3).
Dalam perdebatan yang terjadi di BPUPKI, Zulkifli Hasan mengakui, gagasan Bung Karno lah yang menang. Gagasan Bung Karno disebut Zulkifli Hasan sebagai nasionalis religius sebab ada Sila I Pancasila.
Zulkifli Hasan menceritakan di tahun 1960-an Bung Karno melakukan pidato di PBB. Dalam sidangnya Bung Karno dengan tegas mengatakan bahwa Indonesia tidak ingin mempunyai ideologi alat barat yang liberalis kapitalis maupun timur yang komunis. Bung Karno mengatakan bangsa Indonesia ingin berideologikan Pancasila.
Dikatakan oleh Zulkifli Hasan bahwa selepas amandemen keempat terjadi perubahan konstitusi yang sangat mendasar. Diakui, konstitusi yang baru berbeda dengan keinginan para pendiri bangsa, terutama Sila IV Pancasila.
Demokrasi yang ada sekarang diakui mirip dengan demokrasi yang ada di Barat. "Demokrasi kita menang-menangan," ujarnya. Diterangkan, kedaulatan sekarang di tangan rakyat sehingga dalam pemilu suara rakyat menentukan.
Dipaparkan, kalau demokrasi seperti itu ada di negara normal, maka bagus-bagus saja. Namun kalau negara tidak normal di mana masih banyak kemiskinan dan pendidikan masih belum maksimal, maka demokrasi seperti itu hanya akan menguntungkan kaum elit. (adv)