Ketua MPR Menyosialisasikan Empat Pilar Pada Nelayan
jpnn.com, LAMPUNG SELATAN - Ketua MPR Zulkifli Hasan mengapresiasi beberapa orang yang mampu hafal sila-sila Pancasila. “Kalau sering makan ikan membuat kita pandai,” ujar Zulkifli Hasan saat memberi Sosialisasi Empat Pilar kepada ratusan nelayan dan masyarakat lainnya di Tempat Pelelangan Ikan (TPI), Ranggai Tri Tunggal, Katibung, Lampung Selatan, Lampung, Senin (22/10/2018).
Di kawasan yang berada di Teluk Betung itu, Zulkifli Hasan menegaskan agar bangsa ini bisa mengelola laut yang luas maka kita harus menguasai ilmu. Hal ini ditekankan sebab ilmu pengetahuan yang dimiliki selain digunakan untuk mengelola sumber daya alam juga cara memutus rantai kemiskinan di masyarakat.
Menurutnya, Singapura bukan sebagai negara yang tangkapan ikannya melimpah atau hasil panen padinya berton-ton namun mereka mampu menjadi bangsa yang sejahtera dan makmur karena rakyatnya menguasai ilmu pengetahuan.
“Jadi kuncinya bukan pada sumber daya alam tetapi pada sumber daya manusianya", paparnya. Untuk itu dirinya menegaskan agar para nelayan dan masyarakat lainnya menyekolahkan anaknya. "Kita bimbing anak-anak kita agar belajar,” tuturnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya mengharap agar nelayan dan keluarganya melaksanakan Pancasila dalam keseharian. Diakui masyarakat Lampung terdiri dari berbagai suku, disebut ada suku Jawa, Madura, Batak, Minang, dan lain sebagainya. "Di Ranggai juga demikian, semua daerah ada di sini,” ujarnya.
Keragaman yang ada, menurut Zulkifli Hasan perlu dijaga. "Sebagai warga negara Indonesia, kita boleh tinggal di mana saja,” paparnya.
"Semua mempunyai hak yang sama,” tambahnya. Hal demikian disebutnya sebagai salah satu prinsip Indonesia sebagai NKRI. Ditambahkan bila ada perselisihan di masyarakat, diharap diselesaikan dengan cara musyawarah.
Dalam kesempatan itu, Zulkifli Hasan mengingatkan bangsa ini sedang memasuki tahun politik. Dijelaskan, sebagai negara demokrasi, setiap lima tahun kita melaksanakan Pemilu. Dalam hajatan politik itu diakui ada perbedaan pilihan di masyarakat. Pilihan politik masing-masing orang memiliki selera berbeda. Perbedaan pilihan diharap disikapi dengan bijak. "Kita mau Pemilu bukan mau perang, jadi kalau beda pilihan jangan berantem,” tegasnya.