Ketua MPR RI: Semoga Kita Sukses Mewujudkan Indonesia yang Benar-benar Merdeka
Namun, survei yang dirilis Programme for International Student Assessment mengenai kemampuan pelajar Indonesia, pada bulan Desember 2019 menempatkan Indonesia pada peringkat ke-72 dari 77 negara, masih tertinggal jauh dari Malaysia di urutan ke-56 atau Singapura di urutan ke-2.
Kondisi tersebut disebut Bamsoet cukup kontradiktif, mengingat konstitusi telah memberikan dukungan dengan mengalokasikan anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN untuk memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.
"Namun hasilnya masih belum memuaskan. Hal ini menyiratkan bahwa persoalan sesungguhnya tidak terletak pada dukungan anggaran, tetapi lebih pada peningkatan kualitas pengajar, penyempurnaan sistem pendidikan, serta pembenahan lembaga pendidikan," ucapnya.
Mantan ketua Komisi III DPR itu menyatakan dari perspektif kemerdekaan terhadap keadilan, dapat dilihat indeks akses terhadap keadilan tahun 2019 adalah sebesar 69,6 persen. Itu mengindikasikan bahwa cita-cita Indonesia merdeka untuk mewujudkan keadilan dalam masyarakat, masih menyisakan persoalan.
Baca Juga: Lagi Mengendarai Mobil, Andri Dengar Suara Kucing, Pas Dicek, Lihat Itu Fotonya
"Kondisi ini juga tergambar dari rendahnya jumlah advokat terdaftar di Indonesia yang hingga pertengahan 2019, diperkirakan jumlahnya hanya sekitar 50.000, atau kurang dari satu persen dari jumlah penduduk," jelas Bamsoet.
Dia memandang kemerdekaan dari kemiskinan juga masih menjadi pekerjaan rumah bagi bangsa Indonesia. Jumlah penduduk miskin negara ini per-bulan Maret 2021 menurut data BPS adalah sebesar 27,54 juta atau meningkat 1,12 juta dari Maret 2020.
Dengan adanya pandemi Covid-19 yang masih membayangi, tentu angka tersebut masih mungkin berpotensi naik, di mana angka pengangguran hingga tahun 2021 diprediksi akan mencapai angka 12,7 juta.