Ketum IGI Sebut Nafsu Pemain Proyek di Kemendikbud Gede Banget
jpnn.com, JAKARTA - Ketum Ikatan Guru Indonesia (IGI) M Ramli Rahim menyoroti nafsu bermain proyek di Kemendikbud yang besar. Hal ini akan berimbas pada makin parahnya kekurangan guru.
"Belum tuntas polemik Ujian Nasional, nafsu proyek di jajaran Kemendikbud langsung menampakan diri. Nafsu ngeproyeknya gede banget," kata Ramli dalam pesan elektroniknya, Minggu (15/12).
Melalui Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat Kemendikbud Ade Erlangga menyebut anggaran bisa dialokasikan kepada kebutuhan yang sifatnya lebih penting.
"Lalu UN nantikan enggak ada lagi, UN atau diganti lebih ke arah asesmen itu, yang selama ini berapa biaya ratusan miliar yang kemudian bisa kita alokasikan untuk bisa apa misalnya untuk pengembangan infrastruktur bisa memperbaiki sekolah-sekolah," katanya.
"Lalu kemudian untuk mengembangkan guru penggerak itu kan jadi nanti bisa meningkatkan kesejahteraan guru, bisa kita alihkan ke hal-hal yang lain yang memang itu menjadi antesa dan variabel," katanya.
Jika mengacu kepada hal tersebut, kata Ramli, sangat tampak bahwa anggaran tersebut betul-betul hanya diarahkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat proyek. Sama sekali tidak ada pikiran untuk berupaya mengembalikan anggaran itu ke negara untuk dialokasikan untuk pengangkatan guru yang saat ini 52% sudah berstatus non PNS.
Bagi iGI, jika nafsu Kemendikbud ini tidak berubah maka jangan pernah berharap pendidikan kita lebih baik. Bagaimanapun guru adalah prasyarat pendidikan. Tanpa guru yang baik dan berkualitas maka pendidikan tidak akan ada gunanya. Sarana dan prasarana tidak akan banyak bermanfaat Bahkan kurikulum yang baik pun tidak akan mampu membuat pendidikan lebih baik.
Dia melanjutkan, jika Kemendikbud hanya memikirkan proyek dan proyek saja maka akan tampak terlihat bahwa pemerintah semakin menikmati guru dengan upah murah Rp 100.000 per bulan.