Ketum KPTIK: Starlink Membantu Warga di Daerah Terpencil Terhubung ke Dunia
Sementara di Starlink, kapasitasnya bisa mencapai 30 megabit upload dan 300 megabit download. Latency-nya cukup rendah, yakni 35 ms dibanding Operator Satelit lain di atas 200 ms.
“Perbedaannya sangat jomplang. Seharusnya kondisi ini disyukuri karena warga kita bisa terlayani akses internet dengan harga Peralatan 7 juta-an dan bulanan 750 ribu dengan kapasitas besar. Bahkan memiliki kecepatan luar biasa, latency rendah dan harga jauh lebih murah dan terjangkau,” ujarnya.
Yang harus dipersoalkan, lanjut pengusaha muda ini, justru bukan kehadiran Starlink di Indonesia.
Starlink memiliki dampak dari ketersediaan layanan internet dengan kapasitas besar dan kecepatan yang luar biasa tersebut.
“Mudahnya akses internet di pusat kota, justru menjadi penyebab pemerintah sibuk mengurusi akses judi online dan pornografi yang sangat massif di Indonesia. Sementara pengguna internet di daerah 3 T atau pelosok mungkin lebih produktif memanfaatkan teknologi dan layanan akses internet, karena harga masih lebih mahal, sehingga mereka harus bisa produktif,” ujar Dedi.
Pendiri media online warga guetilang.com dan penggagas awal beritajakarta.id Portal Pemprov DKI Jakarta ini, berharap semua pihak memikirkan bagaimana mendorong masyarakat untuk memanfaatkan layanan internet pascamasuknya Starlink.
“Dengan menciptakan konten-konten menarik dan bermanfaat bagi banyak orang. Terutama menjadi produktif dalam menyongsong Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi ke depannya," ujar Dedi.
Terakhir, kata Dedi, ketika internetnya sudah dengan kapasitas besar dan kecepatan akses yang kencang (red-cepat). Maka kontennya juga harus dipikirkan agar masyarakat pengguna internet lebih produktif.