Ketum PII: Indonesia Butuh Lebih Banyak Insinyur
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengatakan Insinyur mempunyai tanggung jawab untuk menyelesaikan masalah-masalah di dunia ini.
Menurut Heru, hal itu merupajan kesepakatan dari World Federation of Engineering Organizations (WFEO) sebagai organisasi tingkat internasional yang mewadahi insinyur.
“World Federation of Engineering Organizations sepakat, insinyur harus menyelesaikan masalah-masalah dunia, karena untuk menyelamatkan bumi kita adalah teknologi dan teknologi adalah produk dari insinyur,” ujar Heru Dewanto dalam pemaparannya di Workshop Senat Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada (UGM), yang digelar secara daring, Selasa (24/8/2021).
Heru Dewanto menjelaskan dengan perkembangan teknologi saat ini dan untuk menyongsong Revolusi Industri 5.0, peranan insinyur juga sangat diperlukan.
Heru menjelaskan dalam revolusi tersebut, dibutuhkan praktis yang cakap di bidang engineering science, biomedical engineering, nano teknologi serta kecerdasaan buatan.
Berdasarkan data dari Bank Dunia, talent gap Indonesia terbesar ada di bidang hospitality and tourism, infrastructure development, sustainable engineering, sustainable management of natural commodities, manufacturing, modern agriculture dan pendidikan.
Empat dari delapan tema tersebutnya berkaitan dengan ke-insinyur-an. Gap atau selisih tersebut menurut mengganggu pertumbuhan Indonesia.
“Jadi, wajar kalau ada pertanyaan, apakah ada broken chain. Ada ketidakselarasan antara kompetensi yang diajarkan di kampus dengan kebutuhan dunia kerja," katanya.