KH Fuad Hasyim, Senang Nonton Bioskop, Kuasai Lima Bahasa Tanpa Sekolah
Sabtu pagi diadakan pertemuan alumni Ponpes Nadwatul Ummah. Dilanjutkan tahlil akbar setelah salat asar. Pada malam harinya, acara seremonial digelar dengan pengajian disampaikan oleh Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj, KH Halwani Nawawi dan KH Manarul Hidayat.
Sebagai ulama besar, semasa hidupnya, KH Fuad Hasyim dikenal sebagai seorang mubalig yang sederhana dan disebut memiliki ilmu hikmah. Sejak kecil ia hidup di lingkungan pesantren.
Dilahirkan pada tanggal 26 Juni 1941 di Buntet Pesantren, Desa Mertapada Kulon, Kecamatan Astanajapura, Kabupaten Cirebon dari seorang ibu yang bernama Nyi Hj Karimah dan ayah bernama KH Hasyim Manshur.
Banyak hal yang bisa diambil dari kehidupan almarhum Kiai Fuad Hasyim. Menurut Faris, abahnya itu terkenal sebagai sosok kiai yang mempunyai ilmu laduni dan menguasai lima bahasa yakni Bahasa Arab, Inggris, Mandarin, Belanda dan Jepang.
“Abah menguasai itu tanpa belajar,” ucap pria yang juga Ketua GP Ansor Kabupaten Cirebon itu.
Selain belajar secara otodidak, kata Faris, dikisahkan oleh para kiai, bahwa mereka pernah berziarah dengan almarhum Kiai Fuad Hasyim ke salah satu ulama di Cirebon.
“Saat itu, abah hanya duduk saja, dan pulang di mobil abah sudah bisa ceramah pakai Bahasa Inggris,” tutur Faris.
Kehidupan almarhum yang pernah menjabat sebagai Rois Syuriah PBNU ini, sejak kecil tidak sama dengan anak pada umumnya.