Khawatir Bahasa Etnik Punah, LIPI Terbitkan Kamus Bahasa Minoritas
Di Pulau Alor, Ada Bahasa yang Tinggal Seorang PenuturnyaSabtu, 05 Januari 2013 – 12:54 WIB
Selain menjadi kamus, hasil penelitian itu akan diwujudkan dalam bentuk lain. Salah satu di antaranya, bentuk modul ajar bahasa daerah untuk sekolah setempat. Selama ini kawasan Indonesia Timur kesulitan menentukan bahasa mana yang masuk kurikulum muatan lokal. "Dalam satu kabupaten bisa ada puluhan bahasa. Sulit menentukan bahasa mana yang diajarkan di sekolah," katanya.
Modul ajar yang dibuat tidak berbentuk kurikulum resmi. Sebab, untuk bisa masuk ke kurikulum, dibutuhkan prosedur yang berliku. "Kami bekerja sama dengan SD setempat. Yang penting, kekayaan bahasa etnik itu ada yang melestarikan," ujarnya. Menurut Patji, bahasa akan mudah punah jika tidak ada dokumentasi dalam bentuk tulisan.
Sebelum meneliti bahasa etnik minoritas, sudah 30 tahun lebih Patji melakukan riset budaya secara umum. Dari pengalaman itu, dia menyimpulkan perhatian pemerintah terhadap pelestarian budaya masih kurang. "Ada pandangan sempit tentang kebudayaan hanya dianggap sebagai kesenian. Padahal, kebudayaan bukan hanya kesenian," ujarnya. (*/c4/ari)