Khofifah Indar Parawansa, Agar Politik Lebih Adem
jpnn.com - JAKARTA - Masuknya delapan perempuan dalam kabinet Jokowi - Jusuf Kalla membuat bungah hati Khofifah. Menteri sosial ini menyebut, dipercayanya perempuan sebagai pimpinan kementerian merupakan pilihan tepat.
"Kehadiran perempuan dalam kabinet bisa membuat politik kita lebih soft (lembut), lebih adem," ujarnya kepada Jawa Pos saat ditemui usai sidang kabinet perdana di Kantor Presiden, Senin (27/10).
Politikus kelahiran Surabaya, 19 Mei 1965 ini tidak asal bicara. Menurut dia, fakta empiris di berbagai negara di dunia menunjukkan hadirnya para perempuan dalam jajaran eksekutif, bisa mendinginkan tensi politik. "Itu sudah terbukti lho," kata alumni Fakuktas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga tersebut.
Karena itu, di tengah tensi politik yang sempat memanas akibat perseteruan dua kubu usai Pemilu lalu, Khofifah berharap agar para menteri perempuan di Kabinet Jokowi - JK, bisa membawa pesan damai di kalangan elit politik serta rakyat. "Mudah-mudahan ini jadi pintu masuk upaya membangun politik yang lebih friendly (ramah), sehingga masyarakat pun bisa melihat kalau dunia politik itu tidak seram-seram amat," jelasnya.
Ketua Umum Muslimat Nahdhatul Ulama (NU) ini juga meyakinkan jika para srikandi yang dipercaya Jokowi untuk duduk di kabinet adalah sosok yang punya kompetensi dan kredibilitas. "Jadi, bukan sekedar pemanis saja," ucapnya.
Khofifah sendiri punya kualifikasi yang mumpuni untuk duduk di kursi menteri sosial. Kapabilitasnya terlihat dari penguasaan berbagai hal yang menjadi program kerja menteri. "Kalau untuk (bidang) sosial, tadi belum disinggung. Rapatnya masih makro sekali, misalnya bagaimana agar rantai perizinan dipersingkat, lalu perbaikan layanan publik," urainya.
Jiwa sosial Khofifah juga terasah melalui berbagai kegiatan yang dilakoninya. Misalnya, saat mendatangi daerah-daerah yang sempat tercabik konflik sosial, seperti Ambon, Sampang, Aceh, Ternate, Bitung, Sambas, dan lain-lain. Tak hanya itu," Khofifah juga terkenal rajin blusukan ke berbagai daerah tertinggal dan terpencil untuk mengajarkan program kecakapan hidup para warganya. (owi)