Kiai Said: Tak Ada Artinya Bicara Agama kalau Indonesia Morat-Marit
jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Kiai Said Aqil Siroj mengingatkan seluruh elemen bangsa agar selalu bergandengan tangan menjaga keutuhan. Menurutnya, tidak ada artinya berbicara agama ketika tanah air porak poranda akibat egoisme kelompok-kelompok tertentu.
"Kalau tanah airnya morat-marit dan perang saudara, bicara agama sampai tenggorokan kering enggak akan ada artinya," ujar Said di Jakarta, Rabu (14/6).
Kiai Said lantas mengutip pernyataan tokoh pendiri NU Kiai Hasyim Asy'ari yang menyebut cinta tanah air merupakan bagian dari iman. Karenanya ketika ada orang yang merongrong nasionalisme, sama artinya dengan merongrong nilai-nilai keagamaan yang ada.
"Jadi entah itu ISIS atau yang lain yang ingin membawa khilafah, maka itu adalah musuh NU. Kaum muslim kalau cinta muslim ya bela tanah air. Kita perjuangkan agama Islam, bangunnya di atas tanah air kita ini," ucapnya.
Menurut Said, ketika perang saudara terjadi tidak akan mungkin ada pembangunan universitas, masjid, maupun madrasah. Dia lantas mencontohkan Suriah yang rakyatnya kini hidup dalam bayang-bayang ketakutan akibat perang saudara.
"Di Suriah saat ini enggak pernah bangun madrasah. Kalau di sini damai, di atas tanah yang damai ini silahkan masing-masing bangun agama," katanya.
Kiai Said juga menegaskan, tak semestinya ada pihak yang berupaya membolak-balik kondisi di Indonesia agar rusuh, termasuk dengan mamanfaatkan agama.
"Misalnya batik ini budaya, bagus untuk salat. Jadi budaya untuk agama. Salah besar agama untuk politik," pungkas Amran.(gir/jpnn)