Kiky Saputri Beber Makna Lambang 5 Sila Pancasila Terkait Pendidikan
jpnn.com, JAKARTA - Komedian Kiky Saputri mengingatkan pemerintah agar tetap melaksanakan proses pendidikan di masa pandemi dengan berbasis pada Pancasila.
Menurut Kiky, lambang lima sila di Pancasila bisa menjadi inspirasi bagi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) yang dipimpin Nadiem Makarim .
Dia mengatakan, sila pertama memakai lambang satu bintang yang bermakna sebagai sumber kekuatan bagi bangsa Indonesia.
"Saya berharap pendidikan Indonesia menjadi sumber cahaya bagi kemajuan generasi bangsa Indonesia," kata Kiky Saputri di acara Live Talk Show Dalam Rangka Memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2021 yang diselenggarakan DPP PDI Perjuangan, Rabu (5/5).
Sila kedua dengan lambang rantai emas yang bermakna kemanusiaan yang adil dan beradab.
"Saya berharap besar pendidikan Indonesia bisa membangkitkan rasa kemanusiaan kepada pelajar mahasiswa. Jadi, kami ini bisa jadi generasi yang beradab," kata Kiky Saputri.
Sila ketiga dengan lambang pohon beringin bermakna Persatuan Indonesia. Kiky Saputrimengatakan pendidikan Indonesia bisa menjadi sebagai dasar menjalin persaudaraan. "Jadi, jangan ada lagi tuh rasisme dan diskriminasi di sekolah," kata Kiky Saputri.
Sila keempat berlambang kepala banteng berisi kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat permusyawaratan perwakilan. Bahwa penting pendidikan mengajarkan bermusyawarah, bermufakat. "Jangan gontok-gontokan, jangan tawuran," tegasnya.
Sila kelima soal keadilan sosial, berlambang padi dan kapas. "Saya berharap betul sebagai mantan guru dan akan menjadi ibu dan mungkin punya anak, saya berharap pendidikan Indonesia mampu merata, adil makmur untuk seluruh rakyat Indonesia," kata Kiky Saputri.
Dia mengatakan, sebelum menjadi komedian, dirinya adalah seorang guru honorer yang bergaji Rp 600 ribu per bulan di sebuah sekolah swasta di Jakarta.
Kiky Saputri mengaku sangat sedih karena bila dibagi 30 hari per bulan, hanya dibayar Rp 20 ribu per hari.
Angka itu sangat jauh jika dibandingkan dengan kasir minimarket yang bisa bergaji hingga Rp 4 juta per bulan. Kasir hanya mensyaratkan lulusan SMA, sementara guru wajib menyelesaikan empat tahun perkuliahan.
"Sebulan digaji cuma Rp 600 ribu, jadi guru honorer di Jakarta, enggak usah omongin yang di pelosok. Sehari Rp 20 ribu. Ayam geprek saja Rp 25 ribu. Sedih di Jakarta," kata Kiky Saputri. (tan/jpnn)