Kinerja Bank Syariah di Tengah Pandemi Cukup Baik
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Jokowi menilai kinerja bank syariah yang ada di Indonesia selama pandemi Covid-19 menunjukkan hasil yang cukup baik.
Jokowi menilai potensi ekonomi berbasis syariah harus dikelola dengan lebih baik.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, sudah sewajarnya bagi Indonesia untuk terdepan dalam hal perkembangan ekonomi syariah.
Berdirinya Bank Syariah Indonesia (BSI) dapat menjadi tonggak sejarah baru bagi perkembangan ekonomi.
"Sudah lama kita dikenal sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Status ini sudah menjadi salah satu identitas global Indonesia dan menjadi salah satu kebanggaan," ujarnya saat meresmikan secara virtual berdirinya PT BSI sebagai hasil penggabungan tiga bank syariah Himbara (Himpunan Bank Milik Negara) pada Senin (1/2).
"Maka, sudah sewajarnya Indonesia menjadi salah satu negara yang terdepan dalam hal perkembangan ekonomi syariah."
Berdasarkan laporan The State of Global Islamic Economy, sektor ekonomi syariah Indonesia mengalami pertumbuhan yang sangat berarti tiap tahunnya.
Pada 2018 lalu, ekonomi syariah Indonesia tercatat masih berada di peringkat kesepuluh dunia.
Setahun setelahnya menanjak menjadi peringkat kelima, dan pada 2020 Indonesia telah berada di posisi empat dunia.
Kenaikan peringkat tersebut harus disyukuri. Namun, Jokowi mengatakan bahwa hal itu sekaligus menjadi pelecut untuk terus menjadikan Indonesia sebagai pusat gravitasi ekonomi syariah baik di tingkat regional maupun global.
"Alhamdulillah di tengah krisis pandemi Covid-19, saya senang memperoleh laporan bahwa kinerja perbankan syariah Indonesia tetap mencatat pertumbuhan yang stabil."
"Perbankan syariah berhasil tumbuh lebih tinggi jika dibandingkan dengan perbankan konvensional. Sekali lagi, ini patut kita syukuri," tuturnya.
Dari sisi aset misalnya, perbankan syariah mencatat pertumbuhan sebesar 10,97 persen secara tahunan. Lebih tinggi dari bank konvensional yang mencatat pertumbuhan 7,7 persen.