Kinerja Menawan, Saham MNCN Sangat Layak Dibeli
Laba SCMA turun karena beban usaha yang naik 17,42 persen menjadi Rp 604,48 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar Rp 514,76 miliar.
Menurut Teguh, MNCN mengalami kenaikan lebih tinggi karena perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo itu memiliki lebih banyak konten-konten digital, sedangkan SCMA belum banyak mengembangkan produk ke digital.
"MNCN banyak masuk ke konten-konten digital. Mungkin SCMA juga punya,” katanya.
Mengacu pada kinerja kuartal pertama 2019, pendapatan iklan SCMA mencatat kontribusi Rp 1,47 triliun dan pendapatan lain-lain Rp 76,59 miliar.
Namun, perusahaan mengalami potongan penjualan Rp 295,5 miliar yang menjadikan pendapatan bersih tercatat Rp 1,25 triliun.
Teguh melihat price to earning ratio yang dimiliki MNCN jauh lebih rendah dibandingkan dengan SCMA sehingga harga sahamnya jauh lebih murah.
"Kalau secara valuasi, MNCN lebih murah, PER lebih rendah. SCMA lebih tinggi," katanya.
Berdasarkan data Bloomberg, PER MNCN mencapai 8,44, sedangkan SCMA 14,60 kali.