Kinerja Menteri Amran Positif, DPR Optimis Nawacita Terealisasi
Berdasarkan data BPS yang sama, diketahui struktur PDB pada Triwulan I 2017 di sektor usaha pertanian juga berada di posisi kedua dengan 13,59 persen.
Rekor hijau tersebut pun mendapat pengakuan dari lembaga riset dan analisis ekonomi internasional, The Economist Intelligen Unit (EIU), pada 2017 tentang Global Food Security Index (GFSI).
Dilansir dari situs resminya, Indonesia masuk peringkat 25 besar dari 113 negara yang diteliti berdasarkan capaian pembangunan pertanian. Padahal, di tahun sebelumnya berada di rangking 71 dan posisi ke-74 pada 2015.
Lembaga kajian dan analisis yang berpusat di Inggris ini meneliti capaian pembangunan pertanian dari empat aspek, secara keseluruhan (overall), keberlanjutan petanian (sustainable agriculture), masalah gizi (nutritional challenges), serta kerugian pangan dan limbah (food loss and waste).
Secara keseluruhan, Indonesia berada di peringkat 21 dengan skor 50,77 setelah Brasil serta di atas Uni Emirat Arab, Mesir, Arab Saudi, dan India.
Untuk sustainability agriculture, Indonesia bercokol di rangking 16 (53,87) setelah Argentina serta di atas Cina, Etiopia, Amerika Serikat, Nigeria, Arab Saudi, Afrika Selatan, Mesir, Uni Emirat Arab, dan India.
Sedangkan nutritinal challeges, Indonesia masuk peringkat 18 (56,79) setelah Brasil serta di atas Turki, Rusia, Mesir, Meksiko, Afrika Selatan, Nigeria, dan India. Sementara itu, dari aspek food loss and waste, Indonesia bertengger di peringkat 24 (32,53) setelah Uni Emirat Arab dan di atas Arab Saudi. (adv/jpnn)