Jokowi Kirim Bunga ke Korut, Basarah: Presiden Menjalankan Politik Bebas Aktif
jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Ahmad Basarah merespons positif langkah Presiden Joko Widodo mengirimkan sekeranjang bunga kepada pemimpin tertinggi Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.
Bunga yang diberikan Presiden Ketujuh RI tersebut sebagai ucapan selamat ulang tahun kemerdekaan ke 72 untuk rakyat Korut.
Basarah menilai apa yang dilakukan Presiden yang beken disapa dengan panggilan Jokowi merupakan hal yang wajar. Sebab, Jokowi sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan tengah menjalankan politik luar negeri yang bebas aktif sebagaimana mandat konstitusi.
"Politik luar negeri Indonesia adalah bebas aktif. Bebas untuk tidak memihak, dan aktif untuk turut serta memperjuangkan perdamaian dunia. Sudah tepat jika Presiden Jokowi memberikan bunga. Bunga adalah simbol perdamaian dunia. Presiden menginginkan perdamaian yang hakiki di semenanjung Korea.” kata Basarah di Jakarta, Jumat (25/9).
Ketua DPP PDI Perjuangan Bidang Hubungan Luar Negeri ini menegaskan, meskipun terlihat damai dan ada kemajuan dalam pembicaraan 3 pihak, namun eskalasi di semenanjung Korea dapat berlangsung sangat cepat. Untuk itu sebagai sesama negara yang berjuang dan lepas dari kolonialisme, serta punya hubungan erat dengan kedua Korea, Indonesia sangat peduli akan perdamaian di semenanjung Korea.
"Bunga adalah sinyal untuk dapat saling menahan diri dan menjaga situasi semenanjung Korea tetap kondusif. Terlebih dalam diplomasinya Bung Karno juga sempat memberikan bunga anggrek jenis dendrobium kepada Presiden Kim Il Sung saat berkunjung ke Indonesia tahun 1965. Yang mana bunga ini di Korea Utara diabadikan dengan nama Kimilsungia dan diperingati melalui festival akbar setiap tahunnya.” lanjut Basarah.
Lebih jauh Basarah menjelaskan, konstitusi Indonesia, khususnya dalam pembukaan UUD NRI Tahun 1945 memuat 4 (empat) tujuan bernegara, satu di antaranya adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.
Bentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia menjadi saksi bahwa sejak berdiri hingga kini, bangsa ini konsisten memegang teguh politik luar negeri bebas aktif dan berpartisipasi aktif mewujudkan perdamaian abadi serta mengenyahkan penjajahan dari muka bumi. Di mulai dari Konferensi Asia Afrika (KAA) Tahun 1955 di Bandung, Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Non Blok tahun 1960 hingga Konferensi Islam Asia Afrika Tahun 1965.