Kisah Anak-Anak Timor Leste yang Diambil Tentara Indonesia
Nina merindukan keluarganya. "Namun saya tak bisa apa-apa. Saya tak berdaya."
Tak lama kemudian, ayah angkatnya mulai menggerayanginya. "Sejak kecil, dia sudah sering menyentuh saya," ujarnya. "Di sana -sini, seperti ini dan itu," katanya sembari memperagakan sentuhan ke tubuhnya. "Pernah dia bilang saya tak boleh mengecewakan dia."
Photo: Nina Pinto diperlakaukan buruk oleh keluarga tentara Indonesia yang mengambilnya. Dia melarikan diri saat berusia 17, kembali menggunakan nama Timor dan kembali ke memeluk Katolik. (Foreign Correspondent: Phil Hemingway)
Pada akhirnya, justru keluarga Nina yang menemukannya kembali. Ibunya telah berdoa selama 30 tahun. Keluarga Nina akhirnya berhasil menemukannya melalui bantuan TNI dan pada tahun 2009, saat seorang pria yang mirip dengan Nina tiba di kediamannya. Itulah saudara Nina.
Nina sudah lama meninggalkan keluarga angkatnya. Tentara itu juga sudah meninggal. Nina sendiri sudah berkeluarga. Beberapa hari setelah kedatangan saudaranya, ibu Nina pun tiba dari Timor-Leste.
Photo: Nina's mother had prayed for their reunion for 30 years. Nina has visited her mum's home in Viqueque, Timor-Leste, many times since they were reunited in 2009. (Foreign Correspondent: Phil Hemingway)
Photo: Nina is now married with a family of her own. (Foreign Correspondent: Phil Hemingway)
Photo: 'I believe we will see each other again,' Nina's mother said at their parting in 1979. (Foreign Correspondent: Phil Hemingway)
Kegembiraan bertemu keluarganya dibarengi dengan kesedihan karena Nina tahu ayahnya baru saja meninggal setahun sebelumnya. Sampai detik terakhir, sang ayah berpesan ke sang ibu untuk tidak putus asa mencari anak mereka.