Kisah Dua Pegawai Teladan: Datang Paling Awal, Pulang Belakangan
Cerita kurang lebih sama dituturkan Landihaidi. Sebagai PNS golongan III B, ia tidak pernah malu melakukan pekerjaan menyapu, mengepel, membersihkan taman, dan pekerjaan kasar lainnya. Padahal banyak pegawai baru atau yang golongan di bawahnya masih enggan melakukan pekerjaan ini. Namun baginya, pekerjaan apapun tak masalah sebab itulah menjadi bentuk tanggungjawab sebagai abdi negara.
Karier kepegawaiannya dimulai dari tahun 1987. Ia yang hanya tamatan SMP, diminta untuk membantu Kakanwil Penerangan saat itu. Setelah melakukan pekerjaannya, Kakanwil menanyakan berapa uang yang harus dibayarkan. Namun ia hanya meminta agar diangkat menjadi PNS saja. Pada penerimaan PNS tahun 1987 ia lalu diusulkan menjadi PNS. Sejak itu ia berkarier di Kanwil Penerangan dengan golongan I B.
Setelah Kanwil Penerangan dilebur, ia mengabdi di BKD Sultra meskipun pernah dimutasi ke Konawe selama 6 bulan. Selama menjadi PNS, ia ditugasi membersihkan kantor dan memperbaiki segala hal yang dirusak. Makanya, ayah 6 orang anak ini harus berangkat ke kantor lebih awal atau sebelum para pegawai masuk. Hal ini untuk memastikan, seluruh ruangan sudah bersih.
Setiap harinya, ia mengaku berangkat pukul 06.30 Wita. Sebab jarak rumahnya agak jauh di Abeli Sawah. Apalagi ia hanya mengandalkan sepeda yang harus dikayuh.
Namun setelah sepedanya rusak, pria yang mengabdi selama 28 tahun harus merogoh koceknya untuk membayar ongkos angkot.
"Saya diberi tanggungjawab pimpinan memastikan segala hal dalam maupun di luar ruangan harus bersih. Makanya, saya harus datang lebih awal. Begitupun kalau pulang. Setelah pegawai pulang, saya masih harus menyapu atau menyelesaikan tugas lainnya," katanya polos.
Hadiah motor ini kata Landihaidi akan diberikan pada sang anak. Pasalnya, anak pertamanya kini tengah menempuh pendidikan di Fakultas Pertanian UHO Kendari. Sebab kini ia sudah memiliki motor meskipun dengan cara mencicil. Ia memiliki cita-cita ingin menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya. Makanya, ia tidak ingin muluk-muluk membeli sesuatu yang berbau materalistis sebab penghasilannya akan difokuskan untuk membiayai pendidikan anaknya.
Sekerataris BKD Sultra, Ridwan memastikan dua PNS yang mendapat hadiah satu unit motor sangat layak diberi penghargaan. Menurutnya, proses seleksi yang dilakukan tim cukup objektif dengan mengacu pada poin integritas yang terukur. Mereka yang mendapat penghargaan tidak pernah mengetahui bahwa tengah dinilai. Sebab yang dilakukan tim hanya menggali informasi baik rekan kerja maupun pimpinan SKPD. Berdasarkan hasil penilaian, keduanya memiliki nilai yang paling tinggi. (mal/adk/jpnn)