Kisah Haru Pasutri Penyandang Cacat: Berbagi Ilmu dengan Menempuh Perjalanan Laut
“Adik-adik penyandang cacat ketika selesai sekolah biasanya bingung mau melanjutkan pengembangan ilmu dan keterampilan mereka di mana. Kami ingin membantu menyediakan wadah untuk itu. Agar hasil kerja mereka juga nantinya tahu mau dipasarkan di mana dan bagaimana,” ujar pria yang dapat memainkan semua jenis alat musik itu.
Di tengah kondisi yang serba terbatas, Risal dan Jannah menyadari pentingnya memiliki pendidikan formal. Keduanya kini tengah menempuh perkuliahan di Universitas Negeri Manado Fakultas Pendidikan Luar Biasa. Proses perkuliahan ini tergolong mahal, sebab para dosen lah yang didatangkan ke Ternate. Untuk sekali pertemuan, mereka harus membayar Rp 225 ribu per orang. Itu hanya untuk satu mata kuliah.
“Untuk penyandang cacat yang mengikuti perkuliahan ini ada empat orang. Memang agak berat biayanya, namun kami harus tetap kuliah. Semoga ada bantuan dana dari pemerintah daerah untuk dapat sedikit meringankan,” tutup keduanya.(kai/fri/jpnn)