Kisah Hebat di Balik Gelar Ganda Paduan Suara Anak Indonesia di Italia
Perjuangan keras itu pun tak sia-sia. Anak-anak Indonesia selalu tampil percaya diri di semua ajang yang diikuti. Sebelum sukses di Venezia, TRCC menggondol gelar juara pertama di ajang paduan suara internasional di Bali, Hongkong, Hungaria, dan Amerika Serikat.
Menurut Project Manager TRCC Dani Dumadi, partisipasi TRCC merupakan bagian dari kegiatan tour concerts and competition bertajuk Musical Journey 2016. Prosesnya panjang. Diawali dengan konser di Balai Resital Kertanegara, Jakarta, pada 2 dan 3 April lalu. Kemudian, konser di dua kota Jerman: Hanover dan Berlin.
Di Hanover, TRCC menggelar konser di Richard Jacoby Saal, Hochschule für Musik, Theater und Medien (HMTM) pada 29 Juni. Sedangkan di Berlin, TRCC tampil atas undangan konser bersama dari Mädchenchor der Sing-Akademie zu Berlin pada 2 Juli lalu.
Untuk bisa menembus final, di fase sebelumnya, TRCC mengandalkan empat lagu. Yaitu, Der Wassermann karya Robert Schumann, Salve Regina karya Javier Busto, dan dua lagu yang diaransemen Fero Aldiansya, yakni 137 Hip Street dan Bungong Jeumpa, lagu tradisional dari Aceh.
Luciana Oendoen, salah seorang pengajar yang mengawal TRCC sejak awal tahun lalu, menuturkan, bukan perkara mudah menangani 43 anak sekaligus. ”Apalagi untuk masalah transportasinya,’’ kata Luci.
Sejak berada di Eropa pada akhir Juni, TRCC memang harus berpindah-pindah tempat. Tapi, mereka memilih tidak menyewa bus atau kendaraan lain. Mereka menaiki kendaraan umum.
Merepotkan memang. Tapi, pilihan itu bukan tanpa maksud. Luci dan pengajar lain ingin mengasah rasa kepemimpinan dan tanggung jawab dalam diri anak didik mereka. Apakah anak-anak itu sanggup untuk melindungi satu sama lain dan tetap utuh.
Tidak hanya belajar mengenai segala seluk-beluk nyanyian. Luci menerangkan, para pendidik memang juga melatih jiwa kepemimpinan dan kemandirian. Disadari anak-anak atau tidak, hal tersebut menjadi salah satu penilaian dalam kenaikan level mereka.