Kisah Honorer K2 Sudah 14 Tahun Menunggu Nasib
Ia pun nekat bertanya kepada kepala sekolahnya. Dan, akhirnya bisa masuk daftar K2. Informasi di daerah tidak sekencang pusat. Honorer yang tidak aktif dalam forum-forum honorer sudah pasti ketinggalan informasi.
Joko kebetulan bukan golongan honorer yang aktif berorganisasi. Masih untung dia senang lihat berita di media massa. Begitu tahu ada pendataan, Joko yang didorong istrinya baru tergerak berjuang.
Hanya saja, Joko menolak untuk melakukan aksi demo. Sejak demo honorer K2 di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hingga Presiden Joko Widodo, ayah tiga putra ini tidak pernah ikut-ikutan turun ke jalan. Ia memilih jalan damai dan sabar menunggu.
Yang membuat dia kecewa adalah saat seleksi CPNS dari honorer K2 digelar pada 2013. Dia dinyatakan tidak lulus oleh Panselnas. Sementara rekannya sesama penjaga sekolah yang masa pengabdiannya lebih sedikit justru gol.
"Saya dilompati terus. Padahal saya mengabdinya tidak pernah putus. Pekerjaan saya cukup berat, apalagi kalau musim hujan. Saya pasti tidak tidur jaga-jaga kalau banjir," tuturnya.
Diceritakan Joko, pada 2007 terjadi banjir bandang di Surakarta yang merendam SD Mijipinilan. SD di mana dia bertugas memang lokasinya di wilayah cekungan. Itu sebabnya setiap hujan dengan intensitas sedang bisa merendam sekolahnya.
Setiap tahun Joko berteman dengan banjir. Tugasnya sedikit berkurang sejak 2009, kala itu Jokowi yang masih menjabat Walikota Solo membuat tanggul pembatas Sungai Bengawan Solo. Dengan adanya tanggul itu, ketika musim penghujan air tidak masuk ke rumah penduduk lagi.
"Sudah sejak 2009 saya tidak disibukkan dnegan banjir lagi. Nanti tahun ini baru ada banjir lagi, tapi volumenya tidak separah di bawah tahun 2009," ucapnya.