Kisah Inspiratif Bahlil Lahadalia, Dari Penjual Kue, Sopir Angkot Hingga Menteri Investasi
”Kemudian saya kuliah di Jayapura. Jadi, aktivis. Saya pernah jadi ketua senat. Pernah mengikuti bagian (gerakan) dalam reformasi. Juga pernah di asrama,” paparnya.
Menurut Bahlil, dirinya tidak pernah bermimpi menjadi seorang menteri. Pasalnya, dia merasa kurang pantas untuk menjadi pembantu seorang presiden.
”Saya enggak pernah bermimpi atau tidak pernah terpikir untuk jadi menteri, karena saya harus tahu diri, dong. Jadi, orang itu harus tahu diri. Tahu ukuran baju. Saya sekolahnya enggak pernah di luar negeri. Dalam persepsi saya, BKPM itu adalah promosi investasi di luar negeri. Jadi, saya enggak tahu, pergaulan luar negeri saya pun enggak bagus waktu itu,” kata Bahlil.
Namun, Presiden Jokowi mempercayai Bahlil mengurus hal yang menyangkut masalah investasi, yaitu segera membenahi investasi di Indonesia agar dapat berjalan lancar.
”Itu tantangan bagi saya. Namun, saya ingin ketika diberikan amanah untuk mengurus negara harus betul-betul dengan hati yang baik,” ucapnya.
Pada kesempatan itu, Bahlil menceriterakan pengalamannya setelah enam hari dilantik menjadi Menteri BKPM.
Menurut Bahlil, dirinya berkesempatan menghadap Presiden Jokowi dan menerima mandat guna mengurai problematika di sektor investasi.
Bahlil mengatakan Presiden Jokowi menekankan lima hal terkait investasi. Di antaranya investasi harus inklusif dan berkualitas.