Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Jamila, Hamil Tua saat Gempa, Lari Kalahkan Suaminya

Kamis, 18 Oktober 2018 – 05:45 WIB
Kisah Jamila, Hamil Tua saat Gempa, Lari Kalahkan Suaminya - JPNN.COM
Jamila dan bayinya. Foto: ist-fajaronline.co.id

jpnn.com, MAKASSAR - Jamila terharu usai melahirkan anak keempatnya dengan selamat. Ibu ini adalah salah seorang warga Perumnas Baraloa Palu, korban gempa yang mengungsi ke Makassar.

Perjuangannya dari Kota Palu ke Kota Makassar tidaklah mudah. Meninggalkan rumahnya yang hancur di Baraloa. Berkat kuasa Allah, dia dan keluarganya selamat dari musibah itu.
Masih teringat di benaknya saat gempa yang terjadi saat itu. Dia bersama suami dan anak ketiganya tidak ada di rumah. Mereka berada di sebuah swalayan.

Sedangkan kedua anaknya ada di rumah. Saat detik-detik kejadian, dia masih di dalam swalayan, karena lupa masih ada kebutuhan yang belum dibeli. Sementara suaminya dan anaknya di luar.

Saat mulai terjadi guncangan, dia berusaha menyelamatkan diri bersama suami dan anaknya. Saat masih terguncang mereka masih berada di dalam swalayan. Sampai-sampai pengunjung yang juga terjebak di dalam saling memeluk satu sama lain, yang jumlah mereka puluhan orang.

Jamila menyaksikan kejadian yang mencekam. Bangunan yang di atas menjadi ke bawah dan tanah yang berada di bawah naik ke atas. Tak lama, kebakaran juga terjadi karena dari bawah tanah tersebut menimbulkan api. Untung saja swalayan itu terbuat dari kaca bukan tembok. Sehingga kaca itu dihancurkan.

Terlalu panik, mereka berlari menyelamatkan diri. Bahkan lari Jamila yang sedang hamil tua ternyata lebih kencang dibandingkan suaminya. Dia juga seperti lupa bahwa kondisinya sedang hamil.

Perjuangannya tak sia-sia, mereka sekeluarga selamat. "Kedua anak di rumah juga diselamatkan oleh salah seorang saudaranya yang menginap di rumahnya," ujarnya seperti dikutip dari Fajar Online.

Situasi yang tidak mendukung, mereka memutuskan untuk ke Makassar dengan tumpangan Hercules. Awalnya, mereka mengungsi di posko pengungsian Asrama Haji.

Namun, kondisi yang kurang kondusif membuat mereka memutuskan untuk pindah ke posko pengungsian muslimah Wahdah Islamiyah DPC Makassar yang berlokasi di jalan Abu Bakar Lambogo nomor 111, Kota Makassar. (rls)

Jamila menyaksikan kejadian yang mencekam. Bangunan yang di atas menjadi ke bawah dan tanah yang berada di bawah naik ke atas.

Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News