Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Musdalifah, Wanita Tunanetra yang Sudah 3 Kali Naik Haji

Selasa, 09 Agustus 2016 – 07:59 WIB
Kisah Musdalifah, Wanita Tunanetra yang Sudah 3 Kali Naik Haji - JPNN.COM
Musdalifah, saat tiba di asrama haji Sudiang. Foto: Nurhadi/Fajar

jpnn.com - SEORANG wanita paruh baya cukup menarik perhatian di tengah mulai ramainya calon jemaah haji di asrama haji Sudiang, Makassar, Senin (8/8) kemarin. 

Musdalifah namanya. Mengenakan hijab yang cukup panjang. Kacamata bening bertengger di antara kening dan hidungnya. Sebuah tongkat dipegangnya untuk berjalan. Melihat itu, tiga orang Polwan lantas mendekati dan membantunya berjalan masuk. 

Mereka lantas disusul oleh tiga orang jemaah lainnya, yang ternyata adalah keluarga perempuan paruh baya tadi. Wanita berusia 66 tahun itu ternyata mengalami kebutaan. Matanya bermasalah sejak usia 49 tahun. Tepatnya sejak 1999 silam. "Tahun 1999 mata saya bermasalah karena penyakit glaukoma," katanya kepada Fajar.

Kedatangan Musdalifah ke asrama haji memang untuk berangkat ke Tanah Suci. Dia bersama suaminya, Asri Asten, juga dua anaknya, Asmulianto dan Asmuliani akan menunaikan ibadah haji. Tiga anaknya yang lain masih di Makassar. 

Tahun ini sudah ketiga kalinya Musdalifah naik haji. "Pertama naik haji tahun 1993. Saat itu mata saya masih normal," kisahnya.

Naik haji yang kedua pada 2001 silam. Saat itu dia sudah tidak lagi melihat dunia ini dengan mata yang normal. Musdalifah merupakan pensiunan penitipan anak di bawah naungan Dinas Sosial Pemprov Sulsel. Pensiun pada 2006.

Saat pertama naik haji, dia memang sendirian. Pada 2001, dia naik haji didampingi oleh suaminya. Tahun ini, dia bersyukur bisa berhaji bersama suami dan dua anaknya. Meskipun dia harus menunggu selama tujuh tahun. "Kami mendaftar haji sejak tahun 2009. Alhamdulillah tahun ini sudah bisa berangkat," katanya.

Naik haji kali ini dia niatkan untuk menghajikan almarhum ayahnya, Aruna Teggang, yang meninggal tahun 1985. Meski matanya bermasalah dan tak lagi bisa melihat kakbah, selalu ada hal yang membuatnya rindu dengan Tanah Suci. 

SEORANG wanita paruh baya cukup menarik perhatian di tengah mulai ramainya calon jemaah haji di asrama haji Sudiang, Makassar, Senin (8/8) kemarin. 

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News