Kisah Nenek Penghuni Gua dekat Laut Kidul Berteman Anjing Bernama Bambang
Namun, kini ada orang yang mengantar barang-barang pesanan Mbah Kijem. “Saya bawa handphone, telepon warung, dikirimi,” katanya.
Sesekali Mbah Kijem masih naik ke atas untuk mengecas baterai ponselnya. “Ngisi batu (baterai handphone, Red), ya naik. Tidak ada listrik di sini,” tuturnya.
Kini, perempuan uzur yang mengaku pernah mengenyam pendidikan di sekolah rakyat itu meladeni siapa saja yang memesan makan dan minum di Gua Langse. Mbah Kijem tak pernah menetapkan tarif dan membiarkan pemesan makanan ataupun minuman memberi uang seikhlasnya.
Di sela-sela wawancara itu Bambang kembali menghampiri Mbah Kijem. “Mbang, duduk,” kata Mbah Kijem.
Bambang pun mengikuti perintah empunya. Mbah Kijem merawat Bambang sejak anjing kesayangannya itu berusia 15 hari. “Bambang itu setia, jujur,” pujinya.
Mbah Kijem bahagia dengan pilihan hidupnya. Setelah meminta menyudahi obrolan, Mbah Kijem berjalan diikuti Bambang ke dapur.
Dia memasak air dan membuat teh hangat. Sambil memegang cangkir teh, dia duduk menatap luasnya laut hingga menjelang sore.
Waktu beberapa jam berlalu tanpa obrolan. “Mbah, sudah sore, saya pamit dulu,” ujar Jawa Pos berpamitan.