Kisah Nenek Selamat dari Kebakaran Hebat Lantaran Bangun untuk Salat Tahajud
“Enggak mungkin keluar dari pintu samping. Karena sempit. Di situ api juga sudah besar. Saya berusaha keluar dari pintu belakang, meski kondisi saat itu gelap," ucap Nursiah.
Seandainya dia tidak terbangun untuk menunaikan salat Tahajud, mungkin ceritanya akan berbeda.
Diungkapkan Nursiah, api pertama kali terlihat dari rumah milik Lo Tyioe Tjang. "Jarang kelihatan orangnya (Lo Tyioe Tjang , Red) di rumah,” sambung Nursiah.
Tak ada barang berharga atau surat-surat penting yang bisa selamat dari kediamannya.
Pernyataan serupa juga disampaikan Rudi (40). Pria yang rumahnya berbelakang langsung dengan kediaman Lo Tyioe Tjang. Saat kejadian, ayah tiga anak itu masih terjaga. “Tapi saat kejadian sempat lihat orang selamatkan ayam,” ungkapnya.
Rudi masih sempat menyelamatkan surat-surat penting miliknya. Dominasi bangunan di permukiman padat dari terbuat kayu. Api dengan mudah menjalar ke bangunan lain.
Usaha petugas pemadam kebakaran bersama relawan akhirnya berhasil menjinakkan api. Meski begitu, sebanyak 6 bangunan rumah ludes. Hal ini menyebabkan 52 jiwa dari 14 kepala keluarga (KK) kehilangan tempat tinggal.
"Kendala dari proses pemadaman api tadi, dikarenakan banyaknya warga yang datang ke lokasi kebakaran untuk menyaksikan. Sehingga gerak petugas PMK terhambat. Jadi kami imbau kepada masyarakat, apabila ada musibah kebakaran, diharapkan tidak mengerumuni lokasi kebakaran," kata H Udi, Relawan MIM Rescue.