Kisah Partarungan Hebat Dua Kesatria Saat Bertemu Sang Putri
jpnn.com - TANGERANG – Dalang Apep AS Hudaya dari Bandung menghibur masyarakat Kota Tangerang Selatan (Tangsel) dalam sebuah pagelaran Wayang Golek. Pagelaran wayang dengan lakon “Putri Kaniswara” itu berlangsung di halaman Kantor Kecamatan Setu, Jalan Serpong-Puspitek Kota Tangsel, Rabu (4/5) malam.
Pagelaran ini dalam rangka sosialisasi empat pilar MPR RI (Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka Tunggal Ika).
“Tujuan pagelaran ini untuk menghibur orang Tangsel, dan memberi sosialisasi Empat Pilar kepada masyarakat Tangsel,” kata Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) MPR RI, A. Dimyati Natakusumah saat membuka acara yang ditandai dengan penyerahan tokoh wayang kepada dalang Apep AS Hudaya.
Dalam kesempatan itu, Dimyati menjelaskan tentang Empat Pilar yang mencakup Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika.
“Kalau kita memahami Empat Pilar hidup kita menjadi sehat, jadi soleh dan solehah serta sabar dalam menghadapi kehidupan. Lalu, memahami konstitusi hidup kita jadi tertib dan adil. Dan, Bhinneka Tunggal Ika, agar kita tetap menjaga persatuan dan kesatuan,” katanya.
Lakon Putri Kaniswara yang dipagelarkan pada dasarnya mengandung nilai-nilai kejujuran. Ini menceritakan tentang pertarungan dua ksatria untuk mendapat ilmu dari Sang Guru.
Melalui sayembara, dua kesatria ini harus mengembara di hutan belantara, dan keduanya harus bertarung manakala menemukan wanita di tengah perjalanan. Pemenangnya adalah yang dapat mengawinkan perempuan tersebut.
Singkat cerita, kedua kesatria ini menemukan seorang wanita buruk rupa. Maka muncul sifat licik dari Suteja, ia berusaha untuk kalah dalam bertarung dengan cara memancing emosi Gatotkaca.