Pada akhir 1990an, ordo tersebut menugaskan salah satu brother untuk meneliti prevalensi pelecehan anak-anak di lembaga keagamaan tersebut.
Diajukan dalam pemeriksaan komisi khusus, penelitian ini berisi beberapa pengakuan yang tidak disampaikan dalam pemeriksaan.
Dalam bab berjudul The Nature of Child Abuse, penulis laporan internal ini melukiskan gambaran kekuasaan dan kontrol yang menakutkan.
"Kami menjalankan sekolah kami, kami membuat peraturan, kami mengharapkan orang menaatinya. Semuanya sesuai persyaratan kami ... Kami menjalankan sistem tertutup yang tidak tunduk pada pemeriksaan publik secara formal," jelasnya.
"Ini sangat penting, karena dinamika akibatnya secara prinsip menyerupai potensi keluarga incest," tambahnya.
Penulis laporan internal melanjutkan: "Beberapa individu brother menyalahgunakan posisi mereka dengan menggunakan kekuasaan atas anak-anak dalam bentuk pelecehan emosional, fisik dan seksual."
Para pengikut ordo direkrut sejak masih remaja yang masih naif akan masa depan mereka.
"Ada sikap yang sangat mengganggu terkait seksualitas dan keintiman di dalam gereja," tulis Graham English kepada komisi khusus. Dia menjadi seorang brother di tahun 1960 pada usia 15 tahun.
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News