Kisah Penjaga Makam Keramat yang Tak Digaji
Keihlasannya menjaga makam mengundang perhatian warga sekitar. Di pertengahan tahun ini, ia mulai diberi gaji, meski nilainya tak seberapa.
"Saya diberi uang Rp 500 ribu. Sekarang sudah lima kali saya diberi uang," akunya.
Dia mengaku uang sebanyak itu masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan rumah. Terlebih lagi harga barang kebutuhan pokok melambung tinggi. Karena tidak memiliki uang, tak heran ia tidak bisa memperbaiki atap rumahnya yang bocor.
"Hasil dari sini masih belum cukup," kata Jamali. Ia tidak ingin berpikiran negatif.
Ditanya mengenai perhatian pemerintah kota, ia mengaku nyaris tidak ada. Puluhan tahun ia mengabdikan diri menjaga makam, namun tidak pernah mendapatkan bantuan apapun.
Ia tidak digaji Pemerintah Kota Mataram. Meski pun makam keramat Loang Baloq merupakan salah satu destinasi wisata religi di Kota Mataram.
Namun Jamali mengaku ikhlas menjalani pekerjaannya tersebut. Ia tidak ingin memaksa pemerintah menaruh perhatian terhadapnya. "Jika mau dibantu Alhamdulillah, tapi jika tidak saya ikhlas," pungkasnya.(JPG/*/r3/fri/jpnn)