Kisah Perempuan Australia Harus Berpura-pura Seperti Orang Kulit Putih di Tempat Kerja
"Untuk mengubah diri, saya datang ke acara minum-minum [alkohol] yang sebenarnya tidak cocok dengan diri saya, hanya untuk menyesuaikan diri dengan budaya tertentu dan menyesuaikan diri dengan cara tertentu sehingga saya bisa mendapat promosi dalam pekerjaan."
Sebagian besar perempuan yang disurvei oleh DCA mengatakan mereka merasa lebih sulit untuk maju dalam karier mereka karena latar belakang budaya atau agama mereka.
Survei DCA menemukan 85 persen dari mereka merasa kadang-kadang, sering atau sangat sering, harus bekerja dua kali lebih keras daripada pekerja perempuan yang berkulit putih untuk bisa mendapatkan perlakuan atau evaluasi yang sama.
Dan 65 persen merasa mereka diabaikan atau tidak dianggap serius oleh manajer mereka karena menjadi perempuan dari latar belakang yang berbeda.
Juga ditemukan 69 persen migran perempuan yang disurvei percaya untuk menjadi migran telah membatasi pilihan karir mereka di Australia.
Tetap ada seksisme dan rasisme di tempat kerja
Laporan DCA juga menanyakan para perempuan apakah mereka pernah mengalami rasisme dan seksisme di tempat kerja selama dua tahun terakhir.
Ditemukan 61 persen perempuan mengalami rasisme di tempat kerja dalam dua tahun terakhir, sementara 48 persen pernah mengalami seksisme di tempat kerja selama periode yang sama.
Survei DCA mengikuti audit Women on Boards tahun 2022, yang dilakukan terhadap dewa direksi dari 232 organisasi bukan perusahaan di lima sektor.