Kisah Pilu Kakek Penjual Taplak Menjaga Jiwa Aleppo
Senin, 25 Desember 2017 – 22:06 WIB
Meski begitu, Shawash tidak menyerah. Dia tetap membuka tokonya setiap hari. Sebagian barang-barang yang dijualnya masih berada di dalam kantong plastik agar tidak kotor.
Shawash berpendapat bahwa para pemuda Aleppo harus pulang untuk membangun kembali kota tersebut.
’’Aleppo adalah simbol peradaban. Saya bangga menjadi orang pertama yang membuat toko di pasar ini. Saya harap kehidupan akan kembali ke pasar ini,’’ ungkapnya. (sha/c20/any)