Kisah Pria Korban Ritual Ngeri, Kehilangan Mr.P
Ritual menuju kedewasaan memang tidak mudah bagi remaja pria di Afrika Selatan. Bukan hanya karena inisiasi itu tidak gratis, tetapi mereka harus berjudi dengan hidupnya. Sebab, setelah disunat, mereka biasanya diasingkan di daerah bersemak selama 2–4 minggu. Tujuannya, menguji ketahanan fisik mereka.
Tindakan tersebut tentu saja berdampak luar biasa. Sebab, mereka harus berada di alam bebas dengan luka sunat yang masih baru. Padahal, sebagian luka itu mengalami infeksi karena si dukun sunat hanya menggunakan satu alat pemotong untuk semua pria.
Begitu mereka pulang ke rumah masing-masing setelah 2–4 minggu, kondisi lukanya sudah cukup parah. Pada akhirnya, mereka meninggal ataupun diamputasi kelaki-lakiannya.
’’Jumlah korban tewas selalu saja terlalu banyak,’’ ungkap Juru Bicara Bagian Urusan Tradisional dan Kerja Sama Pemerintah di Eastern Cape Mamkeli Ngam.
Biasanya saat datang ke rumah sakit, para korban luka berharap dokter mampu mengobati dan masalah selesai. Kalaupun harus diamputasi, Mr.P mereka tumbuh kembali setelahnya. Itulah yang dikatakan para dukun pelaku penyunatan. Sayangnya, hal tersebut tidak terjadi.
Meski begitu, penduduk Afrika Selatan yang kehilangan Mr.P kini memiliki harapan baru setelah prosedur transplantasi Mr.P bisa dilakukan di negara tersebut. Saat ini sudah ada sembilan pasien yang antre menunggu donor Mr.P agar mereka bisa kembali menjadi lelaki seutuhnya. (AFP/AP/sha/c14/ami)