Kisah PSK Langganan ABK Asing di Laut Balikpapan
Tergiur karena Dibayar DollarSenin, 03 September 2012 – 10:52 WIB
Pemilik wajah oval dengan gigi dipasang kawat behel ini sebenarnya tidak mutlak melakoni pekerjaan sebagai pemuas nafsu para ABK asing. Anya punya pekerjaan paruh waktu lainnya, yakni sebagai ladies salah satu tempat hiburan malam (THM). Siangnya, dia adalah pegawai toko sebuah merek ternama di salah satu mal. Janda anak kedua dari empat saudara ini memang banyak melakoni pekerjaan. Sebab dia harus menghidupi anak lakinya berusia tiga tahun serta membantu biaya kursus bahasa asing dan komputer adik keempatnya di Jawa. Adik perempuannya itu berencana ingin bekerja di luar negeri sebagai Tenaga Kerja Indonesia (TKI).
Di kehidupannya sehari-hari, Anya tak sembarangan menerima tamu untuk kencan di hotel. Dia pilih-pilih. Tapi, kalau ABK asing yang mencari, Anya lebih mengutamakan. Karena selain tamunya tidak cerewet, honor yang diterima bukan rupiah tapi dolar untuk short time. Anya bisa menerima bayaran dari tamunya 100 USD atau sekira Rp 1 juta -- kurs 1 USD Rp 9.500.
Setiap bulan, Anya menerima pemasukan dari kerja sebagai ladies dan pegawai toko Rp 2 juta. Uang tersebut dipotong lagi Rp 250 ribu untuk patungan bayar kamar kos dengan Tika, bayar angsuran kredit motor Rp 550 ribu, kirim ke Jawa antara Rp 700 ribu sampai Rp 1 Juta, sisanya untuk kehidupannya sehari-hari. “Pendapatan (bekerja sebagai ladies dan pegawai toko) itu enggak cukup, kalau ke kapal, bisa nambah-nambah buat beli peralatan make up, salon dan lainnya. Saya bisa juga nabung,” katanya.
Diakuinya, pelanggan di kapal asing tidak cerewet. Ngobrolnya jarang karena kendala bahasa. Enaknya, dibayar dengan dolar. “Awal saya terima tawaran, agak takut, khawatir disandera sama orang asing, sekalinya orangnya baik-baik,” katanya.