Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Seorang Syekh yang Menggelar Ritual Menikam Diri

Senin, 28 Desember 2015 – 07:05 WIB
Kisah Seorang Syekh yang Menggelar Ritual Menikam Diri - JPNN.COM
Tampak seorang Dabus, ahli yang disebut Syekh sedang menggelar ritual menikam diri. Ritual menikam diri menggunakan benda tajam ini dipercaya dapat memberikan efek positif bagi si pelakon dabus. FOTO: Malut Post/JPNN.com

jpnn.com - Dabus, sebutan masyarakat Maluku Utara untuk debus, merupakan salah satu tradisi leluhur bernuansa Islam yang terus terjaga hingga kini. Ritual menikam diri menggunakan benda tajam ini dipercaya dapat memberikan efek positif bagi si pelakon dabus.

Bagi masyarakat Maluku Utara, dabus, atau 'badabus', bukan lagi hal yang asing. Meskipun tak setiap hari dapat ditemui ritual ini, hampir sebagian besar warga di daerah ini pernah menyaksikan dengan mata kepala ritual tersebut.

Pelaksanaan ritual dabus dipimpin oleh seorang ahli yang disebut Syekh. Menurut H. Ridwan Dero, salah seorang Syekh, dabus adalah suatu ritual keagamaan yang mulanya berawal sebagai wirid sang Syekh untuk mencapai tingkatan iman dan takwa kepada sang Pencipta.

“Selain itu, dabus ini juga menjadi perlindungan bagi diri dan keluarga sendiri,” tutur Ridwan seperti laporan Ika Fuji Rahayu, Malut Post (Grup JPNN.com).

Awal masuknya tradisi ini ke Maluku Utara, tak ada yang tahu persis. Kecuali bahwa dabus dibawa oleh para penyiar agama Islam. Seiring berjalannya waktu, masyarakat Malut juga memanfaatkan ritual dabus sebagai sarana untuk meminta pertolongan dan perlindungan Tuhan melalui para Syekh.

“Misalnya jika ada masyarakat yang sakit, lalu ia bernazar bahwa apabila diberi kesembuhan maka ia akan menggelar dabus, maka dengan pertolongan Allah setelah sembuh nanti ia harus menggelarnya. Begitu juga ketika ada yang meninggal, dabus biasanya digelar untuk memperingati 9 hari peringatan meninggalnya,” kata Ridwan yang juga Qadhi (Ketua Mahkamah Syariah, red) Kesultanan Ternate itu.

Masyarakat umum yang hendak menggelar ritual dabus kemudian akan menghubungi seorang Syekh. Syekh dabus sendiri harus memiliki jamaah zikir yang akan mengiringinya ketika melakukan ritual dabus. Syekh kemudian akan mempersiapkan diri. Tiga hari sebelum digelarnya dabus, seorang Syekh harus menjaga kalbu, pikiran, dan tindakannya agar selalu bersih dan positif. Bahkan ia disarankan untuk berpuasa dalam tiga hari tersebut.

“Pada malam hari ketika digelarnya dabus, Syekh menjalankan salat sunah dua rakaat dan berdoa untuk memohon perlindungan. Sehingga pekerjaannya (memimpin ritual, red) benar-benar sesuai dengan ritual keagamaan yang bernafaskan Islam,” tutur Ridwan.

Dabus, sebutan masyarakat Maluku Utara untuk debus, merupakan salah satu tradisi leluhur bernuansa Islam yang terus terjaga hingga kini. Ritual menikam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close