Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Sukses Hugua Mempromosikan Eksotisme Wakatobi ke Dunia

Kamis, 05 Februari 2015 – 05:53 WIB
Kisah Sukses Hugua Mempromosikan Eksotisme Wakatobi ke Dunia - JPNN.COM
Kisah Sukses Hugua Mempromiskan Eksotisme Wakatobi ke Dunia. Bupati Wakatobi Hugua, bersantai di pinggir pantai di Patuno Resort, Pulau Wangi-Wangi. Foto Guslan Gumilang/Jawa Pos/JPNN.com

Ada satu program yang sangat sukses, yakni Sail Wakatobi–Belitong pada 2011. Kegiatan wisata bahari Juli–Agustus 2011 tersebut ternyata mendatangkan investasi yang sangat besar. ”Nilainya mencapai Rp 1,6 triliun. Saya tidak menyangka,” kata suami Ratna Sari Lada itu.

Untuk menjaga aset wisata di Wakatobi, bupati kelahiran Tomia, 31 Desember 1961, tersebut mengundang lembaga-lembaga internasional agar melakukan penelitian dan perlindungan bagi biosfer di Wakatobi. Hasilnya, taman nasional laut Wakatobi diakui UNESCO sebagai cagar biosfer dunia.

Hugua juga mengumpulkan para nelayan di Wakatobi dan membuat perjanjian zona penangkapan ikan. Itu dilakukan untuk melindungi ikan-ikan langka seperti Napoleon. Agar kebijakannya mulus, Hugua selalu melibatkan tokoh adat. Bahkan, tokoh suku Bajo pun dijadikan pejabat di pemkab.

”Saya selalu berusaha menyatukan tokoh adat dengan pemerintah. Itu saya rasa kunci keberhasilan pemerintahan,” ujar ayah Ayu Berliner Hugua, Deden Sydney Hugua, dan Aira Dublin Hugua itu.

Saat ini ada dua proyek besar yang menunggu untuk diresmikan Presiden Joko Widodo. Dua proyek tersebut adalah PLTU dan International School for Marine and Protected Area Management. Sekolah itu direncanakan untuk jenjang S-1, S-2, dan S-3.

”Pada periode pertama program saya menjadikan Wakatobi sebagai pusat segi tiga karang dunia. Itu sudah berhasil. Pada periode kedua saya ingin jadikan Wakatobi sebagai pusat peradaban. Sekolah internasional kelautan salah satunya,” kata alumnus Universitas Halu Oleo Kendari itu. (c7/tom)

Kalau tidak ada Susi Pudjiastuti, mungkin Bupati Wakatobi Hugua sudah menjadi menteri kelautan dan perikanan. Dari tangan dingin pria asal Pulau

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA