Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Kisah Sunan Bonang dan Takjil Bubur Tulang Sapi

Minggu, 12 Juni 2016 – 06:32 WIB
Kisah Sunan Bonang dan Takjil Bubur Tulang Sapi - JPNN.COM
Pembagian takjil Bubur Bonang. Foto: pojokpitu/JPNN

jpnn.com - Ramadan, adalah saatnya berbagi dengan sesama. Kebersamaan ini juga ditunjukkan warga sekitar kompleks pemakaman Sunan Bonang di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Mereka melestarikan tradisi bersedekah para Wali Songo. Salah satunya dengan menyediakan takjil gratis bagi musafir dan warga sekitar. Mereka membagi-bagikan takjil bubur tulang sapi yang merupakan resep turun-temurun peninggalan Sunan Bonang sejak ratusan tahun silam.

Sesudah salat dzuhur, makam yang menjadi cagar budaya nasional ini mulai terlihat sibuk. Sejumlah warga bergotong royong memasak bubur itu untuk takjil buka puasa. Makanan yang lebih dikenal dengan sebutan bubur Bonang ini dibuat dari beras yang dimasak hingga hancur bersama air santan.

Namun yang menjadikan bubur Bonang berbeda adalah campuran tulang sapi. Sebab kaldu yang dihasilkan dari rebusan tulang sapi ini memberi rasa khas pada bubur Bonang.

Proses memasak berlangsung cukup lama sekitar tiga jam lebih. Selanjutnya, bubur yang telah matang dibiarkan hingga menjelang waktu buka puasa. Makanan sederhana ini sangat ditunggu-tunggu warga sekitar dan para musafir serta peziarah yang melakukan iktikaf di makam sang Sunan.

Saat pembagian dimulai, baik anak-anak hingga orang dewasa berkumpul dan rela antre demi mendapatkan sepiring bubur untuk takjil buka puasa. Dengan membawa piring, panci dan ember, mereka rela berdesak-desakan.

Bubur yang dibuat dengan bumbu rempah-rempah ini cocok untuk menu pembuka, karena terasa dingin dan nyaman di perut setelah seharian berpuasa. Hanya dalam hitungan detik, bubur dalam dua wajan raksasa nyaris tak tersisa.

Sebagaimana diketahui, Sunan Bonang adalah satu dari sembilan wali penyebar agama Islam di tanah Jawa. Kondisi masyarakat yang miskin pada zaman itu membuat Sunan Bonang dan pengikutnya mencoba bersedekah dengan menyediakan buka puasa gratis berupa bubur.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News