Kisah Suwarti, Bidan Desa Kini jadi Wakil Bupati
Dia mengaku sangat kesulitan kala itu. Untuk kegiatan sehari-hari dia bersama masyarakat desa SP3 Trans Subur, cuma mengandalkan genset sebagai satu-satunya sumber penerangan yang bisa mereka dapat. Satu tahun menjalani ikatan dinas, dia kembali dipindahkan menjadi bidan di Puskesmas O Mangungharjo, Kecamatan Tugumulyo hingga tahun 1989.
Beberapa tahun bertugas di Tugumulyo, Hj Suwarti kembali di pindahkan sebagai bidan di Kecamatan Megang Sakti sampai 2009. Sebenarnya, ibu empat anak dengan tujuh orang cucu ini, mengaku tidak terlalu menyukai dunia politik. Dia lebih condong menyenangi suasana alam, melakukan cocok tanam dan membatu masyarakat.
Awal mengenal dunia politik, diakui dari suaminya, H Burlian. Dimana suaminya pada 2005 lalu, sempat mencalonkan diri sebagai Bupati Kabupaten Mura. Namun kalah tipis dalam pertarungan Pilkada. "Dulu saya jadi juru kampanye bapak, turun langsung ke pelosok-pelosok daerah. Itu pengalaman saya pertama kali di politik," ungkapnya.
Kalah dalam pertarungan, membuat ketua pengajian Kecamatan Megang Sakti ini tidak patah arang. Akhirnya 2009 dia mendapat tawaran dari Partai Golongan Karya (Golkar) maju sebagai kader mereka dalam pemilihan legislatif. “Waktu itu saya sudah mengundurkan diri dari PNS,” terangnya.
Bermodalkan pengalaman pahit, dia maju dan berhasil terpilih menjadi anggota DPRD Kabupaten Mura, periode 2009-2014. Untuk menambah pengalaman, dia melanjutkan sekolah di Universitas Mura dan mengambil gelar strata satu (S1) dengan bidang sosial politik.
Ketika ditanyai mengenai jurusan pendidikan sangat jauh berbeda antara kesehatan dengan Politik, Hj Suwarti sempat tersenyum lebar.
“Saya bukannya salah jurusan, cuma ingin menambah ilmu serta pengetahuan dari bidang lain saja, makanya saya pilih jurusan Sosial Politik," akunya. Setelah mempunyai persiapan matang, 2015 Hj Suwarti kembali mencalonkan diri sebagai wakil Bupati Kabupaten Mura berpasangan dengan Hj Hendra Gunawan dan dia berhasil menggapai cita-citanya.
Jika ditanya emilih politik atau pelayanan terhadap masyarakat sebagai bidan, Suwarti mengaku tetap lebih memilih sebagai bidan. Sebab profesi abadinya ini dapat membuatnya lebih dekat dengan masyarakat. Pengalamannya sebagai bidan ke pelosok daerah, menjadi motivasi Suwarti sebagai Wakil Bupati Mura.