Kisah Tragis Korban Kebakaran, Sempat Telepon: Ce, Tolong Papa...
Suara Seliq tertahan setelah menceritakan kejadian itu. Diam beberapa saat, menarik napas panjang, dia kemudian melanjutkan ceritanya.
Begitu tiba di depan rumah, Seliq langsung mencari papa dan mamanya. Dia berharap mereka berhasil menyelamatkan diri dan berada di area luar rumah bersama kerumunan warga. Tetapi, ternyata orang tuanya masih berada di dalam kamar paling belakang di lantai 1.
Seliq berkali-kali meminta kepada petugas pemadam kebakaran untuk memprioritaskan penyelamatan orang tuanya. Sejumlah petugas, menurut dia, tidak tahu bahwa masih ada orang yang terjebak di dalam. ’’Saya kecewa. Meski sudah saya katakan ada orang di dalam, petugas berkali-kali bertanya apakah ada orang di dalam,’’ katanya.
Petugas baru bisa mengevakuasi Deddy setelah kebakaran terjadi sekitar dua jam. Tubuh pria tersebut ditemukan dalam kondisi telentang di dekat tempat tidur. Tepat pukul 12.06, tubuh Deddy yang sudah meninggal dibawa ke luar rumah dengan kantong mayat. Kondisi tubuhnya menghitam meski masih utuh. Petugas membawa jenazah tersebut ke kamar mayat RSUD dr Soetomo.
Sementara itu, tubuh Erna ditemukan duduk di lantai dekat kamar mandi. Petugas membawa jenazah tersebut dengan kantong mayat putih selang 10 menit dari evakuasi pertama.
Selanjutnya, jenazah Wahyuni cukup sulit dievakuasi lantaran berada di lantai 3. Petugas sulit menjangkau lokasi tersebut. Mereka pun memanfaatkan rumah di selatan ruko tersebut untuk menjangkau lokasi. Petugas baru bisa mengeluarkan jenazah Wahyuni yang sudah rusak pukul 00.52 dan langsung membawanya ke RSUD dr Soetomo.
Seliq menuturkan, akhir-akhir ini papa dan mamanya rajin beribadah. Dia yakin orang tuanya akan mendapat tempat terbaik di sisi Tuhan. ’’Saya sebenarnya tidak punya firasat apa-apa. Hanya, jari telunjuk saya sempat teriris saat masak,’’ ungkap Seliq lalu menunjukkan jarinya yang sudah diplester. (jun/c5/ayi)