Klaim Avtur Mendominasi Harga Tiket Pesawat Patut Diragukan, Ini Sebabnya
jpnn.com, JAKARTA - Ekonom Dradjad H Wobowo meragukan klaim bahwa biaya avtur menjadi komponen paling dominan dalam penentuan harga tiket pesawat. Menurutnya, biaya avtur hanya komponen kecil dalam penentuan tarif.
“Saya sebenarnya agak bingung dengan klaim bahwa biaya avtur itu bisa 40-45 persen atau 24 persen dari harga tiket. Karena kalau memakai data pembanding, angkanya jauh lebih kecil,” ujar Dradjad melalui layanan pesan ke JPNN, Kamis (14/2).
Baca juga: Tiket Pesawat Mahal, PPN Penjualan Avtur Berpeluang Dihapus
Peneliti senior di Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) itu lantas menyodorkan hasil kajian Wendover Productions (WP) tentang hitung-hitungan harga tiket pesawat. Hasil kajian itu sudah dipublikasikan media terkemuka Inggris Daily Telegraph pada 23 Mei 2016.
“Ternyata menurut mereka, biaya fuel (bahan bakar, red) hanya USD 2,5 per penumpang dari biaya sebesar USD 70 per penumpang, untuk harga tiket rata-rata USD 80. Jadi porsi biaya bahan bakar hanya 3,6 persen,” tuturnya.
Menurut Dradjad, temuan itu memang berbeda jauh jika dibandingkan angka yang disodorkan pemerintah Indonesia ataupun Indonesia National Air Carrier Association (INACA). Sebelumnya Ketua Umum INACA IGN Ashkara Danadiputra menyebut komponen biaya avtur mencapai sekitar 40 persen dari harga tiket.
Adapun hitungan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan lebih rendah lagi. Komponen avtur pada tiket pesawat sebesar 24 persen.