Klaim Gelar Pertemuan Sakral, 104 Pimpinan OKP Dukung Suhendra Jadi Kepala BIN
jpnn.com, JAKARTA - Sebanyak 104 Pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) memberikan dukungan dan ikut mengawal pencalonan Suhendra Hadikuntoro sebagai Kepala Badan Intelijen Negara (BIN).
Menurut Presidium Koalisi Mahasiswa dan Pemuda Indonesia (KMPI) sekaligus Ketua DPP KNPI Rusdi Ali Hanafia mengatakan pertemuan dengan para pemuda selama bulan Oktober ini bukan sembarangan.
“Ini adalah pertemuan sakral, harus ditanggapi oleh Bapak Presiden Joko Widodo. Bahwa, Pemuda-Pemudi hari ini menginginkan Lembaga BIN segera digantikan oleh Bapak Suhendra Hadikuntono yang notabenenya adalah sipil berkapasitas, memiliki integritas dan berpengalaman dalam intelijen,” kata Presidium KMPI sekaligus Ketua DPP KNPI Rusdi Ali Hanafia dalam keterangan persnya, Senin (28/10).
Menurut Rusdi, sejarah telah mencatat bahwa kepemimpinan Lembaga Badan Intelijen Negara (BIN) juga pernah dijabat dari kalangan sipil di era Bung Karno, yang dipimpin oleh Dr Soebandrio pada tahun (1959-1965). Belum lama ini juga Wakil Kepala BIN dijabat Assad Ali yang berasal dari sipil.
Lebih lanjut, Rusdi mengatakan pemuda dan masyarakat Indonesia dari Sabang sampai Merauke menginginkan agar Bapak Suhendra Hadikuntono yang memimpin BIN, dengan kepribadian serta gaya kepemimpinan yang humanis dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi,” katanya.
Untuk diketaui, Bulan Oktober adalah bulannya Pemuda Indonesia dimana pemuda-pemudi Indonesia pada tanggal 28 Oktober 1928 berikhrar dan menegaskan cita-cita bersama yakni berdirinya Indonesia, dengan satu tekad Sumpah Pemuda.
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928, telah mengajarkan kita sebagai pemuda penerus bangsa untuk selalu menjunjung tinggi nilai-nilai kepemudaan yang proaktif dan produktif dalam dalam aktifitas keseharian kebangsaan kita.
Kemudian, yang jauh lebih penting dalam perjuangan pergerakan Pemuda dewasa ini adalah harus ada solusi yang membangun dan membebaskan bangsa dari cengkeraman negara-negara asing yang ingin melemahkan bangsa Indonesia. Salah satunya adalah perjuangan mendukung dan mendorong salah satu Putra terbaik bangsa untuk masuk dalam kabinet Indonesia Maju pada pemerintahan dalam rangka upaya memperbaiki bangsa.