Klaster Rotan Trangsan Mendunia Berkat Pemberdayaan BRI, Begini Kisah Perjalanannya
Menyikapi persoalan tersebut, Agung yang juga anggota kelompok rotan Trangsan mengusulkan ke Pemkab Sukoharjo untuk mengadakan pelatihan-pelatihan dan studi banding.
Melalui kegiatan tersebut, dia berharap dapat meningkatkan produktivitas para pengrajin di Trangsan.
Dari bahan baku rotan, para anggota klaster di desa ini berhasil menciptakan berbagai barang-barang fungsional maupun handicraft dengan nilai estetika yang tak kalah saing.
Mulai dari bingkai cermin, kursi, meja, tas, tempat tidur, tempat koran, dan lainnya.
Dari berbagai produk yang dihasilkan, penjualan dilakukan ke pasar lokal dan pasar ekspor ke beberapa negara dari benua Amerika, Eropa, Asia hingga Australia.
"Sementara untuk kerajinan yang diekspor ini kebanyakan merupakan produk mebel,” terang Agung.
Agung mengungkapkan omzet kotor yang didapatkan dari penjualan tersebut pun terbilang cukup besar.
Jika sedang ramai, klaster rotan ini bisa menjual hingga 400-600 kontainer per bulan.