Kombes Audie Latuheru Kenang Saat Terjadi Konflik di Timor Leste: Hari Itu Pembunuhan di Mana-mana
"Lulus dapat sertifikat penerjun, saya enggak berhenti. Ada waktu terjun saya ikut terus. Saya pikir, saya harus melatih diri saya untuk kepentingan apa pun," Audie mengisahkan.
Awalnya, banyak yang meremehkan, mengapa Audie terus mengasah diri terjun payung meski hanya menjadi polisi yang bertugas di lingkup sipil. Namun Audie muda berprinsip, tidak ada ilmu yang tidak ada gunanya.
Hal itu dia rasakan saat menangani kasus percobaan bunuh diri seorang pemuda di atas Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Semanggi, Setiabudi, Jakarta Selatan pada 4 April 2015. Pemuda berkaus merah tanpa identitas itu selama berjam-jam bertengger di atas jembatan.
Saat itu, Audie menjadi Kapolsek Metro Setiabudi, Jakarta Selatan. Keselamatan masyarakat di wilayah hukum yang dipimpinnya menjadi prioritas utamanya menolong pemuda tanpa identitas tersebut.
Semalaman penuh pemuda tersebut bertengger, mengancam akan terjun secepatnya agar orang lain tak berusaha menyelamatkannya. Pada saat itu, evakuasi pemuda tersebut berjalan alot bagi regu penyelamat.
Pagi harinya, tanpa seragam, tanpa alat bantu pengamanndan bermodal "action camera," Audie dengan berani memanjat rangka jembatan untuk menjangkau pemuda tersebut. Dengan pendekatan dialog, pemuda itu mau dibujuk untuk turun.
"Setelah selesai penyelamatan, saya pikir, darimana ilmu itu saya dapat? Darimana nyalinya?" katanya.
"Oh, itu dari mana lagi kalau bukan dari terjun payung, karena saya sudah lebih dari seribu kali melakukannya dari tahun 1999. Jadi itu wajar saja," ujar Audie.